News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenko Perekonomian: Daya Beli Masyarakat Jadi Kunci Utama Indonesia Hadapi Risiko Stagflasi 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deputi Menko Perekonomian Bidang Makro dan Keuangan, Iskandar Simorangkir. Iskandar Simorangkir menilai daya beli masyarakat jadi kunci utama menjaga perekonomian Indonesia dari dampak risiko stagflasi dan ketidakpastian global. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menilai daya beli masyarakat jadi kunci utama menjaga perekonomian Indonesia dari dampak risiko stagflasi dan ketidakpastian global. 

Menurut Iskandar Simorangkir, pemerintah berkomitmen untuk mempertahan daya beli masyarakat agar tetap bertumbuh.

"Sementara untuk mempertahankan daya beli, pemerintah berkomitmen untuk menjaga dan mengendalikan inflasi," ujarnya dalam webinar "Menghadapi Perlambatan Ekonomi dan Inflasi, Apa yang Harus Dilakukan?", ditulis Selasa (2/8/2022).

Baca juga: KB Bukopin Gelontorkan USD 30 Juta ke Indomobil Finance Indonesia

Iskandar menjelaskan, pemerintah memiliki tim pengendalian inflasi di daerah-daerah untuk menjaga ketersediaan pasokan demi menghindarkan pada kenaikan harga.

"Sebab, inflasi banyak juga disebabkan gangguan di sisi supply. Karena itu, pemerintah mendorong Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melaksanakan pengendalian harga dengan cara memperkuat koordinasi kebijakan antar kementerian dan lembaga, antar daerah, kerja sama antar daerah dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan," katanya. 

Selain itu, lanjut dia, pemerintah mendorong perluasan lahan dalam rangka meningkatkan produksi pangan seperti food estate, dan juga penggunaan teknologi berbasis IT. 

Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mendorong distribusi pasokan komoditas, serta kerja sama antar daerah yang kelebihan dan kekurangan pasokan. 

"Ini cara-cara untuk mengatasi supply shock, sehingga tidak terjadi kenaikan harga. Dengan demikian, bank sentral tidak perlu merespon dengan kenaikan suku bunga acuan," ujar Iskandar. 

Adapun, pemerintah mengalokasikan sebagian besar anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 154,76 triliun di 2022 untuk perlindungan masyarakat, demi menghadapi tingginya tekanan terhadap daya beli.

Baca juga: Tarif Masuk TN Komodo Naik, Pelaku Pariwisata Mogok 1 Bulan, Bupati Jamin Keamanan Wisatawan 

Sebagai informasi, stagflasi adalah kondisi ekonomi yang ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah dan angka pengangguran yang tinggi. Kondisi ini biasanya diikuti dengan kenaikan harga-harga atau inflasi.

Stagflasi juga bisa didefinisikan sebagai kondisi pada sebuah periode inflasi yang dikombinasikan dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini