Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyarankan agar bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite hanya untuk kendaraan roda dua atau sepeda motor dan angkutan umum.
Fahmy menyarankan penggunakan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM subsidi, Pertalite dan Solar sebaiknya ditunda. Saat ini, infrastruktur dinilai belum siap. Selain itu perlu edukasi ke masyarakat untuk implementasinya.
"Infrastruktur internet masih terbatas. Belum semua orang memahami," ujar Fahmy dalam diskusi daring, Sabtu (6/8/2022).
Fahmy mengatakan, sebaiknya saat ini BBM subsidi diperuntukkan sepeda motor dan angkutan umum. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) disarankan ada jalur khusus untuk pengisian BBM subsidi.
"Pengisian Pertalite juga di SPBU dipermudah harusnya digunakan jalur subsidi. Kalau bukan sepeda motor atau bukan angkutan umum dilarang. Saya kira lebih sederhana daripada MyPertamina," imbuh Fahmy.
Implementasinya, menurut Fahmy, tidak menyulitkan petugas SPBU. Sebab, saat ini penerapan MyPertamina untuk pembelian BBM subsidi dinilai belum saatnya.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Pembatasan Pembelian Pertalite Berjalan September Tahun Ini
"Ke depan saya setuju harus menggunakan MyPertamina. Saat ini belum tepat dan belum siap. Mengubah perilaku konsumen butuh waktu," kata Fahmy.
Pemerintah berencana membatasi pembelian BBM subsidi. Di antaranya dengan penggunaan aplikasi MyPertamina.
Baca juga: BPH Migas Ungkap Potensi Kelangkaan Pertalite dan Solar pada Oktober-November, Ini Penyebabnya
Hal tersebut demi menghindari subsidi tepat sasaran. Penerapannya ditargetkan mulai pada September 2022.