News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sembilan Indeks Sektoral Seret IHSG Tergelincir ke Level 7.057 di Awal Perdagangan Rabu

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi IHSG

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebanyak sembilan indeks sektoral di perdagangan Bursa Efek Indonesia menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung jatuh ke zona merah.

Dikutip Kontan.co.id dari RTI, IHSG pada Rabu (10/8/2022) pukul 09.05 WIB pagi turun 0,64 persen atau 45,315 poin ke level 7.057,565.

Tercatat 189 saham turun, 146 saham naik, dan 196 saham stagnan. Total volume 2,48 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 944 miliar.

Sebanyak sembilan indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah. Tiga sektor yang berkontribusi paling besar yakni IDX-Infra 0,90%, IDX-Trans 0,77%, dan IDX-Finance 0,53%.

Baca juga: Laju IHSG Diprediksi Kembali Menguat, Investor Dapat Cermati Empat Saham Ini

Saham-saham top losers LQ45:

- PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 2,68%

- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun 2,16%

- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 1,85%

Saham-saham top gainers LQ45:

- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) naik 1,64%

- PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 0,77%

- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 0,74%

Bursa saham Asia-Pasifik jatuh hari ini karena investor mencerna data inflasi dari China dan menantikan laporan IHK Amerika Serikat (AS).

Pasar China Daratan tergelincir, dengan Shanghai Composite sedikit lebih rendah dan Shenzhen Component turun 0,32%.

Indeks harga produsen China untuk Juli naik 4,2% dari tahun lalu, lebih rendah dari perkiraan kenaikan 4,8% dalam jajak pendapat Reuters.

Baca juga: Menanti Data Inflasi BPS, Analis Ini Yakini Berpengaruh Baik Bagi IHSG

Harga konsumen meningkat 2,7% pada bulan Juli dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021, terbesar sejak Juli 2020. Analis memperkirakan angka tersebut akan mencapai 2,9%.

“Tekanan inflasi yang mendasari tetap terbatas di China karena penguncian sporadis telah membebani belanja konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan,” kata Carol Kong, a senior associate, international economics and currency strategy di Commonwealth Bank.

"Impuls inflasi China yang relatif tenang berlawanan dengan inflasi AS yang terus-menerus kuat," kata catatan itu.

AS akan melaporkan data inflasi juga. Para ekonom memperkirakan bahwa inflasi konsumen akan mencapai 8,7%, dibandingkan dengan 9,1% pada bulan Juni, menurut Dow Jones. (Yudho Winarto)

Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini