News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Yuridiksi Berkelanjutan Butuh Upaya Gotong-royong Bangun Investasi Hijau di Indonesia

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI investasi hijau berkejanjutan. Jurisdiction Collective Action Forum menghadirkan pihak pemerintah dan swasta dalam topik pembahasan seputar gotong-royong membangun masa depan investasi hijau di Indonesia melalui praktik yurisdiksi berkelanjutan.

Contoh dari JA yang tengah berkembang saat ini adalah konservasi hutan dan produksi komoditas berkelanjutan yang telah dilaksanakan melalui pendekatan multi-stakeholder yang diselenggarakan oleh organisasi dan dari sisi pemerintahan.

Seperti yang disampaikan oleh OJK Secondee, Environmental Department OECD, Istiana Maftuchah, dalam kesempatan berdiskusi, proses penulisan panduan taksonomi hijau dan biru, OJK bekerja sama dengan delapan kementerian terkait dan industri tertentu sebagai vocal point penerapan yurisdiksi antarnegara.

Namun, untuk mempertegas struktur dan mekanisme pendanaannya, dibutuhkan panduan yang bisa selaras dan digunakan oleh seluruh pihak, terutama bagi sektor finansial.

Panduan tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi sektor terkait dalam menciptakan inovasi penanggulangan perubahan iklim di Indonesia.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI), Ignatius Denny Wicaksono, menyatakan BEI secara aktif terus mendorong terciptanya ekosistem keuangan berkelanjutan di Pasar Modal.

Denny menggarisbawahi yang perlu diingat adalah tantangan isu keberlanjutan ini akan berdampak kepada kelangsungan hidup perusahaan dan tindakan yang diambil oleh investor saat ini akan menentukan kesejahteraan generasi mendatang, sehingga berharap agar seluruh pemangku kepentingan mendorong penerapan aspek berkelanjutan dan bersedia memberikan insentif bagi sektor yang perencanaan pembangunannya memiliki tujuan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Baca juga: PGN Mulai Pembangunan Jaringan Gas di 11 Kabupaten Kota dengan Skema Investasi Internal

Chief Financial Officer PT Sarana Multi Infrastructure, Darwin T Djajawinata, mengungkapkan taksonomi hijau dan biru akan membantu dalam arah pendanaan berkelanjutan.

Di awal penerapannya akan dilihat sebagai skema tambahan oleh sektor pendanaan yang bergantung kepada fasilitas yang akan diterima serta risikonya. Maka, pembentukan prinsip berkelanjutan itu harus lebih diperhatikan.

Darwin mengukuhkan bahwa mengembangkan sistem pembangunan berkelanjutan di Indonesia perlu konsistensi, inovasi, dan pantang menyerah.

Direktur eksekutif Filantropi Indonesia, Gusman Yahya, menutup diskusi dengan menegaskan bahwa lembaga keuangan dan investor kini mulai mempertimbangkan ESG sebagai jembatan yang efektif untuk mencapai SDGs.

"Mekanisme pendanaan dan investasi berbasis lingkungan, pemanfaatan green financing sebagai solusi alternatif untuk mencapai SGDs di tingkat kabupaten dan nasional. Untuk itu diperlukan gotong-royong antar-pihak dan sinkronisasi lintas sektor, dunia usaha, filantropi, regulator untuk menyambut momentum pencapaian target pembangunan Indonesia dan Agenda Iklim seperti yang didorong pada konferensi G-20 tahun ini,” katanya. (*/) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini