Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dunia digital membuka peluang besar bagi siapapun untuk membangun usaha tanpa perlu modal besar seperti halnya bisnis konvensional namun dibutuhkan pemahaman dan kecakapan digital agar usaha bisa berkembang secara optimal.
Business Owner dan Certified Business Coach Eko Sugiono membeberkan alasan pentingnya sebuah bisnis untuk go digital karena hemat biaya.
"Jika dulu membuka bisnis kerap terkendala modal karena harus menyewa toko atau kantor dan mengeluarkan biaya besar untuk berpromosi, di era digital ini orang bahkan bisa memulai bisnis tanpa memerlukan investasi awal,' katanya saat webinar bertema Tingkatkan Penjualan Produk Melalui E-Commerce di Makassar belum lama ini.
Baca juga: Saat Ini Indeks Literasi Digital Indonesia Belum Mencapai Kategori Baik Kata Samuel Abrijani
Dosen Ilmu Perpustakaan Universitas Brawijaya Bayu Indra Pratama; dan Dosen/Ketua Prodi Bisnis Digital Fadliyani Nawir.
Ditekankan, di era teknologi yang penting bukan modal uang tapi kemauan karena dulu memulai usaha itu butuh modal besar, kalau sewa di mal setahun Rp 20 juta.
"Tapi ketika memulai dengan online, tanpa biaya kita bisa menggunakan lokapasar yang ada atau memanfaatkan media sosial. Kalau tidak punya produk sendiri, kita bisa menjadi reseller. Risikonya juga tidak sebesar bisnis konvensional,” ujarnya.
Dia melanjutkan, beberapa manfaat lainnya dari go digital antara lain memperluas jangkauan produk, membantu menemukan audiens ideal, hasil yang terukur, serta peningkatan return on investment atau ROI. Hal tak kalah penting, kompetitor bisnis sudah melakukannya.
“Bagi pebisnis atau pengusaha, go digital sekarang atau mati ditelan masa. Jangan menunggu nanti, sekarang saja. Kenapa perlu sekarang untuk go digital? karena kompetitor mu sudah melakukannya. Jadi, jangan ditunda-tunda lagi,” tandasnya.
Bayu Indra Pratama menekankan perlunya cakap bermedia digital, yaitu mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.
Baca juga: Kemenkominfo: Literasi Digital Bagian Visi Misi Presiden untuk Perkembangan SDM Digital
Contohnya dalam penggunaan gawai, menurut Bayu, banyak orang yang membeli gawai canggih dan mahal hanya demi gengsi tapi tidak bisa memanfaatkannya dengan optimal.
“Gimana caranya agar gawai yang kita beli dan kita punyai itu bisa memberi nilai lebih. Coba otak-atik dan jadilah smart people yang bisa mengoptimalkan smartphone kita. Misalnya dengan gawai kita bisa mencari informasi di mesin pencarian informasi, dan untuk itu perlu kemampuan mengetahui dan memahami cara mengakses macam-macam mesin pencarian informasi yang tersedia,” tuturnya.
Fadliyani Nawir menjelaskan tentang pembayaran berbasis digital yang juga harus dipahami dan diterapkan jika ingin berbisnis atau berjualan daring.
Menurut dia, fitur-fitur yang dihadirkan dalam cashless society memudahkan kegiatan transaksi daring dimanapun dan kapan pun.
Cashless society sendiri secara sederhana merupakan suatu aktivitas ekonomi yang dilakukan tanpa menggunakan uang fisik ataupun uang tunai.
“Beberapa keuntungan cashless society antara lain lebih mudah melacak transaksi yang dilakukan dalam jangka waktu yang dibutuhkan, relatif lebih aman karena tidak perlu membawa uang tunai, menghemat banyak waktu dan biaya untuk transaksi, meminimalisir terjadinya tindakan kriminal seperti perampokan, serta meningkatkan volume penjualan dan mengurangi kerugian karena human error,” urainya.
Dengan banyaknya penipuan daring, dia juga mengingatkan untuk senantiasa memperhatikan dengan teliti dan hati-hati keamanan ketika bertransaksi secara daring.
“Sering-sering meng-update informasi terkait penggunaan teknologi di sektor keuangan agar terhindar dari penipuan,” tandasnya.