Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar tampaknya bakal terjadi dalam waktu dekat.
Diketahui, saat ini harga minyak dunia mengalami fluktuasi. Hal tersebut berdampak kepada anggaran subsidi energi, khususnya BBM serta listrik yang meningkat tajam, dan ini berpotensi rawan jebol.
Ditambah lagi, saat ini kuota BBM subsidi yang disalurkan Pertamina yakni jenis Pertalite, kian tipis.
Baca juga: 17 Bulan ditahan, Kini BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Ekonom : Tanda Harga BBM Subsidi Segera Naik
Berikut tanggapan Presiden Joko Widodo, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama, serta Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan
Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan terkait rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi yakni Pertalite dan solar.
Menurut Presiden keputusan menaikan harga BBM harus dilakukan secara hati-hati.
“Ini menyangkut hajat hidup orang banyak jadi semuanya harus diputuskan secara hati hati,” kata Presiden di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin, (23/8/2022).
Mengenai rencana kenaikan harga BBM tersebut, Presiden pemerintah menterinya melakukan kalkulasi terlebih dahulu. Jangan sampai kenaikan BBM justru menurunkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi.
“Kalkulasi dampaknya. Jangan sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah tangganya, kemudian nanti yang harus dihitung juga menaikan inflasi yang tinggi. Kemudian bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi,” kata Presiden.
Oleh karena itu Presiden memerintahkan jajarannya untuk menghitung secara matang sebelum memutuskan menaikan harga BBM.
Baca juga: Dalam Rapat Paripurna DPR, Demokrat dan PKS Tolak Kenaikan Harga BBM
“Semuanya saya suruh menghitung betul-menghitung betul, sebelum diputuskan,” pungkasnya.
Luhut