Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Imbas dari melemahnya perdagangan industri game, produsen Chip asal Amerika Nvidia Corp mencatat penurunan pendapatan yang tajam selama kuartal kedua tahun 2022.
Penyusutan tersebut mulai muncul setelah perekonomian di pasar global dihantam gejolak inflasi akibat lonjakan harga pangan dan energi, kondisi inilah yang membuat industri game mulai mengurangi pembelian produk chip.
Lantaran konsumen di industri game ramai menarik diri dari pembelian diskresioner seperti peralatan video-game. Hingga membuat sejumlah perusahaan game membatasi operasinya guna mengantisipasi pembengkakan kerugian.
Hal ini membuat pendapatan Nvidia dari divisi gamenya membukukan penurunan tajam, hingga anjlok 33 persen atau sekitar 2,04 miliar dolar AS.
Penurunan tersebut lantas menyeret ambles pendapatan Nvidia selama kuartal kedua, tercatat pada Mei lalu pendapatan produsen chip ini hanya dapat membukukan 6,70 miliar dolar AS.
Angka ini turun drastis dari perkiraan awal dimana Nvidia menargetkan pemasukan kuartalnya di kisaran 8,10 miliar dolar AS.
Baca juga: Nvidia Tunda Peluncuran Kartu Grafis GeForce RTX 40 Series
Perusahaan memprediksi penurunan ini akan terus berlanjut hingga kuartal ketiga mendatang, mengingat saat ini pertumbuhan bisnis otomotif dan permintaan komputer penunjang aktivitas penambangan cryptocurrency tengah melemah.
Imbas tekanan tersebut pendapatan Nvidia diperkirakan turun 17 persen menjadi 5,90 miliar dolar AS, melansir dari Reuters.
"Kami rasa Nvidia mungkin melihat penurunan lebih lanjut dari penambangan kripto dan pasar akhir pusat data," kata Kinngai Chan, analis Summit Insights Group.
Baca juga: Nvidia Didenda 5,5 Juta Dolar AS Gara-gara Tak Terbuka Soal Cryptomining
Sebelum mengalami kemunduran, pada awal kuartal kedua Nvidia mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan biaya 1,34 miliar dolar AS untuk membangun inventaris pasar game dan pusat data yang jauh lebih kuat.
Namun wejak minat masyarakat ke industri game menurun, Nvidia membatalkan rencana ekspansi tersebut.
Selain karena kemunduran pangsa game, tantangan terbesar yang juga dihadapi Nvidia adalah krisis rantai pasokan chip di pasar global.
Baca juga: Telkom Gunakan Teknologi AI Super Komputer NVIDIA DGX A100 yang Pertama di Indonesia
Meski menerima banyak permintaan untuk GPU di cloud, namun langkanya komponen untuk membuat chip menyebabkan Nvidia kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
"Kami melihat banyak permintaan untuk GPU di cloud, namun di kuartal ini kami cukup mendapat banyak tantangan terutama pada rantai pasokan." imbuh Huang.