Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang periode enam bulan pertama tahun 2022 (Januari - Juni 2022, 1H22) dengan membukukan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp3,74 triliun.
Capaian EBITDA ini tumbuh 50 persen jika dibandingkan capaian EBITDA periode enam bulan pertama tahun 2021 (Januari - Juni 2021, 1H21) sebesar Rp2,49 triliun.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, kondisi perekonomian dan geopolitik global serta dinamika kondisi kebijakan penanganan pandemi Covid-19 di kawasan Asia Timur sepanjang periode triwulan kedua tahun 2022 (April – Juni 2022, 2Q22) menjadi tantangan bagi Antam.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 5 September 2022: Turun Tipis Rp 1.000 Jadi Rp 951.000 Per Gram
Kondisi itu turut menyebabkan fluktuasi yang signifikan terhadap harga komoditas logam dasar (nikel) dan biaya energi (bahan bakar minyak dan batubara) serta mempengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar domestik dan internasional.
"Di tengah kondisi seperti ini Antam berfokus untuk mengimplementasikan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien, dengan tetap menjaga kesetabilan tingkat produksi dan upaya perluasan basis pasar penjualan produk logam dasar maupun logam mulia sejalan dengan kondisi pemulihan perekonomian global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam pada tahun 2022," kata Faisal dalam pernyataan persnya, Senin 5 September 2022.
Dia menjelaskan, sepanjang periode 1H22, Antam mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp18,77 triliun. Jumlah itu tumbuh 9 persen jika dibandingkan penjualan pada periode 1H21 sebesar Rp17,28 triliun.
"Di tengah tantangan dari kenaikan biaya energi, bahan baku, jasa pengangkutan serta jasa pengapalan komoditas pertambangan, pada 1H22 capaian laba kotor Antam tercatat sebesar Rp4,03 triliun, tumbuh 27% year over year (YoY) jika dibandingkan laba kotor 1H21 sebesar Rp3,17 triliun," jelasnya.
Selama periode 1H22, Antam juga membukukan laba usaha sebesar Rp1,46 triliun dan total penghasilan lain-lain, bersih sebesar Rp748,62 miliar. Laba bersih periode berjalan Antam pada 1H22 mencapai Rp1,53 triliun, tumbuh 32% YoY dari laba periode berjalan pada 1H21 sebesar Rp1,16 triliun.
Pada akhir periode 1H22, Antam secara konsisten mampu menjaga soliditas struktur keuangan yang tercermin dari tingkat kas dan setara kas sebesar Rp3,23 triliun.
Baca juga: Genjot Mutu Operasi, Antam Gelar Pelatihan Keselamatan Kerja
Tercatat sepanjang periode 1H22, Perusahaan mampu menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt). Pinjaman itu terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp2,76 triliun.
"Tingkat pinjaman ber-bunga Antam pada akhir periode 1H22 mencapai Rp4,32 triliun, turun 39% dari posisi pinjaman pada akhir periode yang sama di tahun 2021 (1H21) sebesar Rp7,08 triliun.
Soliditas posisi keuangan ini juga diapresiasi oleh pihak independen yang tercermin dari kenaikan Corporate Credit Outlook S&P Global tahun 2022 dari “B+/outlook Stabil” menjadi “B+/outlook Positif” pada bulan Juli 2022."
Di bulan Juni 2022, sejalan dengan pencapaian kinerja profitabilitas Antam dan implementasi hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2021, Antam membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp930,87 miliar atau 50% dari laba bersih Tahun Buku 2021 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan.