Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di level Rp14.907 pada penutupan perdagangan Senin sore (5/9/2022).
Sebelumnya pada Jumat (2/9/2022) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.895.
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar mata uang Garuda terdampak sentimen eksternal dan juga internal.
Untuk faktor eksternal, fluktuasi kurs rupiah terpengaruh sentimen naiknya suku bunga the Fed dan juga gejolak ekonomi di Eropa
"Dolar AS naik ke level tertinggi di hari senen, setelah Rusia menghentikan pasokan gas ke Eropa. Hal ini meningkatkan kekhawatiran kekurangan energi saat musim dingin mendekat," ucap Ibrahim kepada Tribunnews, Senin (5/9/2022).
"Kemudian ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pengetatan moneter yang agresif," sambungnya.
Untuk faktor internal yang mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda terhadap dolar AS yakni adanya penyesuaian harga BBM oleh Pemerintah di Tanah Air.
Baca juga: Senin Pagi Nilai Tukar Rupiah Terkapar Terhadap Dolar AS, Turun ke Level Rp14.913
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp7.650 jadi Rp10.000 per liter, naik sekitar 30 persen.
Katalis kenaikan harga BBM bersubsidi akan menjadi salah satu penggerak utama di pasar finansial Indonesia.
Baca juga: Tertekan Sentimen Eksternal, Laju Rupiah Sore Ini Melemah ke Level Rp 14.882 Per Dolar AS
Dari naiknya harga BBM bersubsidi akan berdampak terhadap kenaikan inflasi, yang membuat mata uang garuda kembali menjadi korban.
Dengan adanya faktor yang ada, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada besok diprediksi akan melemah.
"Untuk perdagangan senen depan, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.880 hingga Rp14.930," pungkasnya.