News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak Turun Setelah OPEC+ Kurangi Produksi

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga minyak mentah kembali turun setelah ada kesepakatan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak di bulan Oktober sebesar 100.000 barel per hari.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

 
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak diperdagangkan lebih rendah hari ini, Selasa (6/9/2022), menyusul kesepakatan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak di bulan Oktober sebesar 100.000 barel per hari.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 81 sen atau 0,9 persen, menuju ke 94,93 dolar AS per barel pada pukul 03.54 GMT.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik tipis pada perdagangan hari Senin (5/9/2022) menjadi 88,57 dolar AS per barel atau naik 2,0 persen dari penutupan perdagangan hari Jumat (2/9/2022).

Tidak ada penyelesaian pada hari Senin, karena pasar keuangan AS libur untuk memperingati Hari Buruh.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebesar 100.000 barel per hari atau sebesar 0,1 persen dari permintaan global, untuk bulan Oktober.

Pemangkasan ini datang setelah produsen utama minyak Arab Saudi dan anggota OPEC+ lainnya menyatakan keprihatinan atas penurunan harga minyak sejak bulan Juni lalu.

Baca juga: Dibayangi Pemangkasan Pasokan OPEC+, Harga Minyak Mentah Melonjak Lebih dari 3 Persen

Namun menurut seorang analis riset untuk energi dan utilitas di perusahaan manajemen aset Janus Henderson Investors, Noah Barrett, pemangkasan itu merupakan tanda atau sinyal bahwa OPEC+ mengamati permintaan minyak di pasar bahan bakar dengan cermat.

"Itu menunjukkan bahwa OPEC+ mengamati permintaan dengan sangat cermat dan berusaha mengelola pasokan untuk menjaga harga minyak tetap rendah," ujar Noah Barrett.

Baca juga: Dibayangi Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level 94,84 Dolar AS Per Barel

Permintaan minyak yang rendah salah satunya dipicu oleh penguncian atau lockdown baru di China, serta kesepakatan untuk membatasi harga ekspor minyak Rusia, kata seorang analis di perusahaan jasa keuangan CMC Markets, Tina Teng.

Menteri Energi Rusia, Nikolay Shulginov menanggapi penerapan pembatasan harga minyak Rusia dengan mengatakan negaranya akan mengirim lebih banyak pasokan minyak ke Asia.

Memicu Protes

Di Indonesia, kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) menimbulkan gelombang protes di berbagai kota. Ini karena kenaikan harga BBM terjadi saat harga minyak dunia sedang turun.

Hal itu ditambah lagi fakta bahwa harga BBM di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara tetangga.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini