Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ABB memasok sejumlah relai proteksi tegangan listrik menengah ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk mendukung PLN memproteksi sistem kelistrikannya.
Relai proteksi ini menjadi bagian dari proyek listrik tanpa padam atau Zero Downtime (ZDT) yang diinisiasi PLN untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik pada beberapa wilayah di Indonesia.
Proyek ini dimulai dengan skema percontohan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang akan menjadi salah satu tuan rumah perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun ini danbakan mengangkat tema transisi energi yang berkelanjutan.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko menjelaskan, layanan ZDT (Zero Down Time) membutuhkan terapan teknologi terkini untuk mengatasi tantangan dengan kompleksitas yang tinggi.
Baca juga: Persiapan Puncak Presidensi G20, Wapres Maruf Amin Tinjau Kesiapan SPKLU PLN di Nusa Dua Bali
"Untuk mengatasi tantangan tersebut, PLN bekerjasama dengan berbagai penyedia peralatan yang memiliki pengalaman pada bidang tersebut sehingga tingkat keandalan dapat dijaga serupa dengan beberapa proyek strategis yang lain," ujarnya dalam keterangan pers yang dikutip Kamis, 8 September 2022.
Agustinus menambahkan, berbagai peralatan pendukung sistem kelistrikan di lokasi DPSP Labuan Bajo saling terintegrasi dengan tujuan mencegah pelanggan premium ZDT mengalami padam. Mulai dari peralatan pembangkit, distribusi, hingga proteksi sistem kelistrikan dimanfaatkan sebagai upaya mitigasi potensi penyebab padam.
“Salah contoh peralatan berteknologi tinggi yang saat ini sudah terpasang di sistem kelistrikan ZDT Labuan Bajo adalah Kubikel Tegangan Menengah (20 KV) terintegrasi dengan Proteksi Arus Lebih Line Differential dimana gangguan penyebab padam dapat terlokalisir," ujar Agustinus.
Bekerja sama dengan PLN, ABB telah memasok lebih dari 50 relai proteksi seri Relion 615 yaitu tipe REF615 dan RED615 untuk proyek ZDT ini.
Dalam sistem distribusi listrik, relai proteksi dirancang untuk melindungi sistem kelistrikan saat terjadi gangguan.
Ketika suatu gangguan terdeteksi, relai proteksi akan secara otomatis melakukan berbagai langkah perlindungan dan memastikan pasokan listrik tidak terganggu atau meminimalisir dampak gangguan.
Selain itu, relai proteksi ini dapat beroperasi dengan berbagai perangkat dari pabrikan lain dalam sistem yang sama. Relai ini direncanakan untuk mulai beroperasi di kuartal ketiga tahun ini.
Nanang Permana, Product Marketing Specialist, ABB Digital Substation Products mengatakan, “Tahun ini, Indonesia memegang peran Presidensi G20 dan ini merupakan kesempatan yang baik bagi para kepala negara dan pemerintahan dari 19 ekonomi utama dunia dan Uni Eropa (UE) untuk fokus pada berbagai upaya yang mendorong transisi energi yang berkelanjutan."
Baca juga: Jawab soal Isu Peretasan, PLN Pastikan Sistem Database Realtime Pelanggan Aman
Ia menyebut, salah satunya adalah penyediaan energi terbarukan dan andal bagi masyarakat di seluruh dunia.
Labuan Bajo saat ini memiliki rasio elektrikasi sebesar 96,7 persen dan secara umum wilayah NTT masih memiliki beberapa desa yang belum mendapat pasokan listrik.
Hal ini menjadi tantangan yang perlu segera ditangani, tidak hanya untuk kesuksesan berbagai rangkaian acara KTT G20 di September, namun juga untuk mendorong daya kompetitif para pelaku industri di Labuan Bajo yang merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di sektor pariwisata yang dicanangkan Pemerintah pusat.
Untuk mengatasi tantangan ini, PLN telah meluncurkan proyek percontohan untuk pelanggan bisnis dengan daya puncak lebih dari 200 kVA di NTT.
Pelanggan yang mendaftar dalam program Zero Downtime (ZDT) akan mendapatkan suplai listrik dari dua sumber penyulang atau lebih yang berbeda dan beroperasi secara paralel.
Baca juga: PLN Operasikan Gardu Induk Digital 150 kV Sepatan II Tahap Kedua
Apabila salah satu sumber penyulang listrik tersebut mengalami gangguan, listrik pada pelanggan akan tetap menyala karena masih mendapatkan suplai dari sumber listrik yang lain.
Dengan demikian, pelanggan tidak akan mengalami gangguan padam listrik yang dijamin selama 24 jam 7 hari.
Di Labuan Bajo, relai proteksi ABB akan membantu upaya ini yaitu memberikan keandalan jaringan listrik dan mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia.
Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah pertemuan Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting dan beberapa kelompok kerja pada September 2022 ini sebagai salah satu rangkaian acara yang diadakan di berbagai wilayah di Indonesia, jelang KTT G20.
Berbagai pertemuan tingkat Menteri diadakan secara terpisah untuk menghasilkan beberapa poin usulan yang akan disetujui oleh para kepala negara. Tahun lalu, pertemuan Trade, Investment and Industry fokus pada rencana pemulihan pasca Covid.