News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Goldman Sachs Pangkas Proyeksi PDB Amerika Serikat untuk Tahun 2023

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Goldman Sachs. Goldman Sachs Group memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) untuk tahun 2023, setelah baru-baru ini mengubah prediksinya terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve AS (The Fed).

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Goldman Sachs Group memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) untuk tahun 2023, setelah baru-baru ini mengubah prediksinya terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve AS (The Fed).

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Jumat (17/9/2022), para ekonom di Goldman Sachs, termasuk Jan Hatzius, memangkas perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk tahun 2023 dari 1,5 persen menjadi 1,1 persen.

Sementara proyeksi PDB AS untuk tahun 2022 dibiarkan tidak berubah pada 0 persen.

Baca juga: Goldman Sachs Berencana Pangkas Ratusan Karyawan Bulan Ini, Imbas Merosotnya Pendapatan

Perusahaan perbankan investasi ini sebelumnya menaikkan perkiraan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin selama dua minggu terakhir, ke tingkat terminal 4,25 persen, dari sebelumnya 4 persen, untuk akhir tahun 2022

"Jalur suku bunga yang lebih tinggi ini dikombinasikan dengan pengetatan baru-baru ini dalam kondisi keuangan menyiratkan prospek pertumbuhan dan lapangan kerja yang agak lebih buruk di tahun depan. Perkiraan pertumbuhan kami sedikit di bawah konsensus dan menyiratkan lintasan pertumbuhan di bawah potensi yang kami yakini perlu untuk mendinginkan inflasi upah dan harga," kata para ekonom Goldman Sachs, yang dikutip dari The National News, Minggu (18/9/2022).

Jalur kenaikan suku bunga The Fed telah menjadi fokus utama bagi para ekonom dan investor tahun ini, karena bank sentral AS berusaha mengendalikan inflasi yang sangat tinggi.

Melansir dari Reuters, ekspektasi mengenai seberapa agresif The Fed akan menaikkan suku bunga telah mencapai level tertinggi baru minggu ini, sehingga memperburuk tekanan pada saham dan obligasi.  

Suku bunga AS yang lebih tinggi akan mempengaruhi pergerakan saham, yang reli selama musim panas, sementara imbal hasil obligasi terlihat mundur dari level tertingginya di tengah harapan bawah The Fed akan mengurangi laju kenaikan suku bunga.

Baca juga: Resesi Datang dalam Waktu Dekat, Goldman Sachs Sarankan Timbun Komoditi

Harapan tersebut pupus setelah indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Agustus menunjukkan inflasi mencapai 8,3 persen secara tahunan, lebih tinggi dari perkiraan ekonom sebesar 8,1 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini