Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak turun lebih dari 1 persen pada perdagangan hari ini, Rabu (28/9/2022) menyusul penguatan dolar AS.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,02 dolar AS atau 1,2 persen menjadi 85,25 dolar AS per barel pada pukul 06:30 GMT.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 97 sen atau 1,2 persen, menuju ke level 77,53 dolar AS per barel.
Baca juga: Ekonom: Pemerintah Harus Menurunkan Harga BBM Subsidi saat Harga Minyak Dunia Mengalami Penurunan
Dolar AS mencapai puncak tertinggi baru dalam dua dekade pada hari ini, karena kenaikan suku bunga global memicu kekhawatiran resesi.
Penguatan dolar AS mempengaruhi permintaan minyak, karena komoditas berdenominasi dolar AS termasuk minyak menjadi lebih mahal bagi konsumen yang memegang mata uang lainnya.
Bursa saham di Asia juga merosot karena melonjaknya biaya pinjaman memicu kekhawatiran terjadinya resesi global.
"Dengan penurunan pasar Asia karena lonjakan imbal hasil obligasi, prospek permintaan menjadi gelap di tengah kemungkinan mendekati resesi ekonomi. Fokus pedagang tidak pada masalah pasokan saat ini karena gejolak pasar obligasi menenggelamkan aset berisiko, bersama dengan dolar AS yang sangat tinggi, yang menekan harga minyak," kata seorang analis di CMC Markets, Tina Teng.
Stok minyak mentah AS naik sekitar 4,2 juta barel untuk pekan terakhir yang berakhir pada 23 September, sementara persediaan bensin turun sekitar 1 juta barel, menurut sumber pasar minyak pada Selasa (27/9/2022) kemarin, mengutip data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API).
Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun, Pengamat Energi Sebut Ada Kemungkinan Harga BBM Juga Ikutan Turun
Stok sulingan AS naik sekitar 438.000 barel, menurut sumber yang menolak disebut identitasnya. Laporan tersebut muncul menjelang rilisnya data resmi Administrasi Informasi Energi hari ini pukul 16:30 EDT.
Bank investasi Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak 2023 pada Selasa kemarin, karena ekspektasi permintaan yang lemah dan penguatan dolar AS. Goldman Sachs menambahkan, kekecewaan terhadap pasokan global dapat memperkuat prospek bullish jangka panjang harga minyak.
Sementara itu, produsen minyak di Amerika Serikat mulai mengembalikan pekerja ke anjungan minyak lepas pantai setelah menutup produksi menjelang Badai Ian, yang memasuki Teluk Meksiko pada Selasa kemarin dan diperkirakan menjadi badai Kategori 4 yang berbahaya di atas perairan hangat teluk tersebut.
Sekitar 190.000 barel per hari atau sekitar 11 persen dari produksi minyak di Teluk Meksiko ditutup, menurut laporan regulator lepas pantai Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan (BSEE).
Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun, Dibayangi Ketegangan Pasar Akibat Lockdown China
Produsen minyak kehilangan 184 juta kaki kubik gas alam, atau hampir 9 persen dari produksi harian. Para pekerja telah dievakuasi dari 14 platform produksi dan rig, tambah BSEE.
Badan Ian adalah badai pertama tahun ini yang mengganggu produksi minyak dan gas di Teluk Meksiko AS, yang menghasilkan sekitar 15 persen minyak mentah dan 5 persen gas alam AS.