Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bolttech, perusahaan insurtech berbasis di Singapura melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia dengan mengakuisisi saham mayoritas perusahaan broker asuransi PT Axle Asia.

Rob Schimek, Group Chief Executive Officer bolttech mengatakan, pegembangan bisnis ini dilakukan karena Indonesia merupakan pasar asuransi dengan pertumbuhan yang sangat tinggi di Asia Tenggara.

"Ini menjadi peluang besar bagi solusi insurtech yang kami miliki guna memenuhi kebutuhan konsumen lokal dan rekanan bisnis yang terus berubah secara dinamis," kata Rob Schimek dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/10/2022).

Rob mengatakan, dari aksi korporasi ini nantinya Axle Asia akan melakukan rebranding dan menjadi anak usaha dari bolttech.

"Masuknya Axle Asia sebagai anak usaha diharapkan akan mempercepat pendistribusian kapabilitas bolttech dalam hal penawaran asuransi serta melengkapi solusi bisnis yang saat ini sudah dimiliki bolttech di Indonesia sebagai penyedia perlindungan gawai terdepan," katanya.

Baca juga: Jasindo Kembali Pimpin Konsorsium Asuransi 96.570-an Tenaga Kerja Asing

Junaedy Ganie, Komisaris Axle Asia menyatakan, menjadi bagian dari bolttech akan memperkuat komitmen kedua perusahaan untuk bersama-sama menghasilkan inovasi dan mengenalkan lebih banyak lagi pilihan solusi asuransi pada konsumen di Indonesia dengan lebih cepat.

"Platform insurtech bolttech saat ini terus menjadi yang terdepan dalam membentuk masa depan distribusi asuransi dan tim kami sangat bersemangat untuk turut serta dalam perjalanan ini,” katanya.

Baca juga: Asuransi Umum Mulai Lirik Bisnis Kendaraan Listrik

Srinath Narasimhan, General Manager bolttech di Indonesia, akan mengawasi pertumbuhan bolttech di Indonesia dengan penambahan Axle Asia.

Hingga saat ini, bolttech telah menawarkan premi asuransi senilai 50 miliar dolar Amerika di seluruh dunia.

Perusahaan ini memasarkan produk asuransi di 30 wilayah di Amerika Utara, Asia dan Eropa bekerja sama dengan800 rekanan distribusi dan 200 perusahaan asuransi.