News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cetak Entrepreneur dari Kalangan Santri, 33 BUMN Tanamkan Pendidikan Wirausaha di Pesantren

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 33 BUMN lainnya menggelar Bakti BUMN untuk Santri yang meliputi program Magang Santri dan Pesantrenpreneur di Jawa Timur.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 33 perusahaan pelat merah menggelar Bakti BUMN untuk Santri yang meliputi program Magang Santri dan Pesantrenpreneur di Jawa Timur.

Kick off kegiatan tersebut telah dilakukan oleh Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata, di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya, belum lama ini.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung berbagai program yang dilakukan Kementerian BUMN.

“Kegiatan ini tentu sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam meningkatkan kualitas pendidikan pesantren, guna mewujudkan kemajuan peradaban dan perekonomian nasional,” ujarnya dalam keterangan persnya.

Baca juga: Menko Airlangga: Program Pesantrenpreneur Dorong Kemandirian dan Gerakkan Ekonomi Kerakyatan

Sebagaimana arahan Menteri BUMN Erick Thohir, kata Abdul Ghani, pondok pesantren memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional.

Oleh karena itu, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), pihaknya turut berkontribusi aktif dalam mendorong pengembangan pendidikan di pondok pesantren.

“Harapannya, sehingga tidak saja membangkitkan ekonomi umat, tetapi juga ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Program Pesantrenpreneur atau Pendidikan Vokasi Pondok Pesantren yang diinisiasi Kementerian BUMN, diikuti oleh 78 pengajar dari 26 pesantren di Jawa Timur dan telah mengikuti program Training of Trainer (ToT) pada Mei 2022.

Mereka dibekali pengetahuan tentang bisnis terapan, di antaranya pembelajaran tentang teknologi dan rekayasa, teknologi dan informasi, kesehatan, agrobisnis, perikanan dan agroteknologi, bisnis dan manajemen, serta tata rias dan tata boga.

Saat ini, para tutor mulai mengajarkan ilmu yang didapat kepada santri di masing-masing pesantren dan akan berlangsung satu tahun ke depan.

Pembelajaran tersebut diharapkan bisa menjadi bekal para santri untuk menjadi wirausahawan setelah lulus nanti.

Erick Thohir dalam arahannya menyampaikan, sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki ribuan pondok pesantren.

Dia berpandangan, di tengah tantangan era disrupsi dan perubahan digital yang sangat cepat, para santri dan santriwati harus mampu mengembangkan kapasitas diri.

"Kami meyakini para santri dan santriwati akan turut berkontribusi membawa Indonesia menuju negara maju dan membangun peradaban bagi negara, serta berani menghadapi tantangan era saat ini dengan perubahan yang sangat cepat,” ujarnya.

Erick mengatakan, program Magang Santri dan Santripreneur, merupakan kolaborasi yang sukses antara BUMN bersama sejumlah perguruan tinggi dan pesantren dalam meningkatkan kualitas SDM.

Baca juga: Dibutuhkan Milenial Berjiwa Entrepreneur untuk Meredam Produk Fashion Impor

“Langkah ini merupakan persiapan bagi generasi muda menghadapi tantangan pembangunan kedepannya, termasuk di sektor digital,” ujarnya.

Melalui program tersebut, Ia berharap akan meningkatkan kualitas pendidikan dan kewirausahaan sehingga pondok pesantren menjadi mercusuar peradaban, serta pusat pemberdayaan muslimpreuneur.

“Dengan terwujudnya SDM dari para santri yang berkualitas, maka santri akan jadi penggerak pemberdayaan industri halal di Indonesia dan internasional," ujar Erick.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini