News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mentan: Kebutuhan Pangan Nasional Hingga Akhir Tahun Aman

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja menata karung berisi beras di Gudang Bulog Kanwil DKI dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/3/2021). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan kebutuhan pangan hingga akhir tahun mendatang dalam kondisi aman. Tribunnews/Irwan Rismawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan kebutuhan pangan hingga akhir tahun mendatang dalam kondisi aman.

Menurut Mentan, perintah utama Presiden Joko Widodo dalam mengelola pangan adalah meningkatkan produksi dan membangun kolaborasi yang intensif baik dengan Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) maupun dengan para petani dan pemerintah daerah.

"Dari neraca pangan kita yang ada. Yakni dari Januari sampai Desember 2022 ini, Insyaallah semua kebutuhan pangan kita dalam kondisi aman dan cukup. Kementan bersama kementerian lain, termasuk dengan Bapanas akan terus menjaga 12 komoditas yang ada," ujar Mentan Syahrul dikutip dalam bincang Business Talk di Kompas TV, dikutip Kamis (20/10/2022).

"Saya dan Pak Arief (Kepala Bapanas) harus selalu bersama-sama dalam membangun pangan ini. Tentu bukan pekerjaan mudah," katanya.

Presiden secara khusus meminta agar laporan dan update mengenai pangan selalu tersaji setiap saat.

Alasan ini karena semua negara di dunia tengah mengalami hal yang sama, yaitu krisis pangan dan energi dunia. Karena itu, Jokowi meminta semua jajaran terkaitnya untuk melalukan pengecekan lapangan.

Baca juga: Jadi Ancaman Krisis Pangan, Para Menteri Pertanian G20 di Washington Bahas Harga Pupuk

"Presiden itu ngecek pangan minimal dalam 2 minggu 1 kali. Bahkan Presiden ngecek langsung dalam pertemuan maupun telepon. Oleh karena itu memang ada 12 komuniti pangan yang harus kita jaga sehingga betul-betul ini menjadi konsentrasi semua menteri," katanya.

Ke-12 komoditi yang dimaksud adalah komoditas beras, minyak goreng, cabai, bawang, gula, daging, telur, ayam potong sampai dengan kedelai. Meski demikian, empat di antaranya masih berasal dari impor baik kedelai, daging, gula dan bawang putih.

Baca juga: Gubernur BI: Inflasi Harga Pangan Harus Turun di Bawah 5 Persen

Khusus beras nasional, Indonesia memiliki stok beras sebanyak 10,15 juta ton yang dihitung pada April 2022 lalu.

Angka tersebut kemungkinan besar akan bertambah banyak seiring panen petani di sejumlah daerah yang terus berlangsung.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi pada tahun 2022 akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan metode Kerangka Sample Area (KSA) yang digunakan oleh BPS, produksi padi tahun ini mencapai 55,67 juta ton gabah kering giling (GKG).

Baca juga: YLKI Minta Pemerintah Antisipasi Potensi Kenaikan Harga Pangan Pasca-Harga BBM Naik

Bila perkiraan BPS tersebut tepat maka akan ada peningkatan sebesar 1,25 juta ton GKG. Bila dikonversikan, maka produksi beras untuk untuk konsumsi pangan penduduk pada tahun ini diperkirakan sebanyak 32,07 juta ton.

Dengan demikian, BPS memperkirakan luas panen padi di sepanjang 3 bulan ke depan, yakni Oktober-Desember mampu mencapai 1,91 juta ha, meningkat 0,27 juta hektar atau naik 16,45 persen.

Angka tersebut jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan realisasi luas panen periode tahun lalu yang hamya 1,64 juta hektar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini