Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK. 03/2020 mengharuskan perbankan di Indonesia agar memenuhi modal inti Rp 3 triliun.
Beberapa bank kini sedang dalam tahap pemenuhan persyaratan tersebut. Satu di antaranya adalah PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC).
Dalam penjelasan terbarunya, manajemen BNC menyatakan proses pemenuhan modal inti sesuai yang disyaratkan OJK akan tercapai di akhir November 2022.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan mengatakan, BNC saat ini dalam pelaksanaan proses Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue.
Baca juga: Dapat Tambahan Rp 501,86 Miliar, Modal Inti Bank JTrust Jadi Rp 2,65 Triliun
"Prosesnya masih berjalan sesuai dengan jadwal dan saat ini sedang menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya dalam keterangan pers yang dikutip Rabu, 9 November 2022.
Tjandra menjelaskan, dana yang didapat dari Right Issue ini akan digunakan BNC untuk memperkuat modal inti, serta untuk modal kerja pengembangan Usaha Perseroan antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Jelang pelaksanaan Right Issue tersebut, BNC menunjukkan pertumbuhan yang semakin mengesankan, khususnya di Kuartal III 2022 ini.
Dia mengatakan, BNC juga terus mengembangkan usahanya, yaitu dengan aktif mengeluarkan produk-produk dan fitur-fitur di aplikasi neobank, yang mampu menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Produk dan fitur anyar tersebut antara lain fitur tabungan berjangka (Neo Wish), fitur investasi emas (Neo Emas), dan fitur pinjaman (Neo Loan).
Konsistensi BNC dalam memperkenalkan berbagai produk dan fitur inovatif tentunya berimbas terhadap peningkatan indikator kinerja Perseroan. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan di Kuartal III 2022.
Dari sisi Fee Based Income BNC di Kuartal III 2022 naik 342,03 persen menjadi Rp254,1 miliar dibandingkan Kuartal III 2021 yang hanya sebesar Rp57,49 miliar.
Sedangkan dari sisi penyaluran Kredit, di posisi Kuartal III 2022 BNC mencatatkan kenaikan total Kredit yang cukup signifikan, yaitu menjadi sebesar Rp8,9 triliun per September 2022, atau naik dari Rp3,84 triliun (131,77 persen) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hasilnya, pada sembilan bulan pertama 2022, pendapatan bunga bersih BNC secara yoy tumbuh secara signifikan, yaitu sebesar 350,78 persen atau menjadi Rp1,089 triliun.
Selanjutnya, kenaikan Fee Based Income dan pendapatan bunga bersih pada Kuartal III 2022, membuat BNC membukukan laba sebesar Rp10,1 miliar per September 2022.
Dengan demikian rugi bersih BNC pada September 2022 tergerus menjadi Rp601,2 miliar, dari Rp611,3 miliar di periode sebelumnya. BNC memperkirakan akhir tahun 2022 angka rugi bersih akan mengalami penurunan lebih jauh lagi.
Baca juga: BNC Genjot Modal Inti Jadi Rp 7 Triliun Lewat Rights Issue dan Private Placement
“Saat ini kami telah merampungkan proses registrasi pelaksanaan right issue dalam rangka pemenuhan modal inti, dan sedang menunggu persetujuan dari OJK, sehingga pemenuhan modal inti BNC akan tercapai di akhir bulan November ini," ujar Tjandra Gunawan.
Dia menambahkan, BNC sebagai bank umum dan juga perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk kewajiban pemenuhan modal inti.
"Dari sisi bisnis, kami juga telah berhasil mencatatkan laba yang mana pada Kuartal III 2022 BNC berhasil mencatatkan laba sebesar Rp10,1 miliar. Hal ini menjadi indikasi yang baik untuk kinerja BNC seterusnya ke depan," kata Tjandra Gunawan.