Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Rapat Dewan Gubernur tanggal 16-17 November 2022.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen.
Perkiraan ini dengan asumsi BI akan melakukan intervensi moneter guna mengantisipasi inflasi yang masih tinggi dan nilai tukar rupiah yang berada di atas Rp15.000 per dolar AS.
Dengan demikian, ada kemungkinan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada November 2022 ini menjadi 5 persen.
Baca juga: The Fed Dongkrak Suku Bunga Acuan, Isyaratkan Kenaikan yang Lebih Kecil di Masa Mendatang
"Suku bunga diperkirakan akan naik 25 basis poin menjadi 5 persen," ucap Bhima kepada Tribunnews, Kamis (17/11/2022).
"Tren inflasi tahunan yang masih tinggi, dibarengi dengan volatilitas nilai tukar rupiah dengan kecenderungan melemah serta risiko geopolitik yang meningkat menjadi faktor kenapa BI harus naikkan suku bunga," sambungnya.
Ekonom milenial ini kembali menjelaskan, di sisi lain, ekses kenaikan suku bunga perlu dibarengi dengan kebijakan moneter-fiskal yang bisa meredam dampak ke sektor riil.
Sebagai contoh, nanti yang mengambil rumah melalui skema kredit pemilikan rumah (KPR) bisa melambat, begitu juga dengan kinerja kredit kendaraan bermotor.
Untuk itu diperlukan kebijakan moneter-fiskal untuk tetap menjaga pertumbuhan di berbagai sektor.
"Memang inflasi menjadi musuh bersama, tapi sensitivitas naiknya bunga acuan ke bunga kredit juga perlu dicermati," pungkas Bhima.