News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Likuiditas Valas Makin Mengetat Karena The Fed Terus Naikkan Suku Bunga

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi dolar AS. Penyaluran kredit dalam bentuk valuta asing (valas) kini mulai dikhawatirkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penyaluran kredit dalam bentuk valuta asing (valas) kini mulai dikhawatirkan.

Pasalnya Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) yang terus menaikkan suku bunganya mengakibatkan likuiditas valas semakin mengetat.

Hal ini dianggap sangat mempengaruhi bank-bank kecil.

Namun, bank besar menyatakan masih memiliki likuiditas valas yang memadai. Sebab, penyaluran kredit menggunakan valas bukanlah inti bisnis bank namun sebagai pelengkap layanan saja.

Data Bank Indonesia (BI) per Agustus 2022 menunjukkan kredit valas perbankan tumbuh 16,71 persen secara tahunan menjadi Rp 932,61 triliun. Sedangkan secara total, kredit perbankan tumbuh 10,3% secara tahunan menjadi Rp 6,160,0 triliun.

Baca juga: Kredit Perbankan Naik 11 Persen di September 2022 

Sedangkan himpunan DPK valas mengalami pertumbuhan 11,84% secara tahunan menjadi Rp 1.107,94 triliun per Agustus 2022. Secara total, DPK perbankan mengalami pertumbuhan 8,2% secara tahunan menjadi Rp 7.358,3 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan penyaluran kredit valas masih tumbuh terjaga hingga dobel digit per September 2022.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan, kredit valas porsinya relatif kecil, hanya sekitar 9% dibandingkan total kredit BRI secara keseluruhan.

“Permintaan kredit terbesar berada pada sektor Agribusiness, Infrastructure, Transportation, Oil & Gas, dan Energy & Mining, dengan komposisi mencapai 66,17% dari total kredit valas BRI,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Jumat (4/11).

Kendati demikian, ia mengakui himpunan dana pihak ketiga (DPK) valas BRI terkontraksi 3,58% secara tahunan per September 2022. Guna menjaga likuiditas valas, BRI telah menyesuaikan suku bunga deposito valas.

“Sebagai contoh untuk suku bunga counter deposito valas, telah naik antara 5 basis poin (bps) hingga 15 bps tergantung dari jangka waktu (tenor) deposito,” tambahnya.

Adapun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran kredit valas tumbuh positif 15,55% sejak awal tahun hingga September 2022.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan ini sejalan dengan permintaan kredit valas untuk menopang ekspansi bisnis usaha nasabah.

Baca juga: Ditopang Penyaluran Kredit, Bank Mandiri Kantongi Keuntungan Rp30,7 triliun pada Kuartal III 2022

“DPK valas tumbuh positif 12,00% sejak awal tahun hingga per September 2022. Bank Mandiri secara aktif terus melakukan langkah strategis untuk menjaga likuiditas di tengah dinamika makro global berupa peningkatan suku bunga pasar dan kebutuhan ekspansi bisnis,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini