News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Likuiditas Valas Makin Mengetat Karena The Fed Terus Naikkan Suku Bunga

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi dolar AS. Penyaluran kredit dalam bentuk valuta asing (valas) kini mulai dikhawatirkan.

Bank Mandiri mengoptimalkan pengelolaan likuiditas dengan strategi pricing dana secara selektif dan terukur sebagai upaya untuk mengakuisisi maupun mempertahankan DPK. Melakukan pengelolaan kontrol dan monitoring terhadap pencairan kredit valas.

Lalu, memanfaatkan instrumen-instrumen treasury dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Hal ini bertujuan agar pengelolaan asset and liability dapat mencapai tujuan finansial dengan biaya dana atau Cost of Fund yang terjaga dan mengontrol risiko likuiditas yang dihadapi.

“Di tengah kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang signifikan dan demand kredit Valas yang meningkat sepanjang tahun 2022, Bank Mandiri dapat mengelola likuiditas Valas dengan optimal.

Hal ini terlihat dari DPK Valas yang juga tumbuh dan rasio-rasio likuiditas yang dapat terjaga sesuai dengan ketentuan,” ujarnya.

Baca juga: Bank Indonesia Lanjutkan Kebijakan DP 0 Persen Kredit Kendaraan Bermotor dan Properti hingga 2023

Rudi menyatakan pada 2023 mempertimbangkan proyeksi bahwa penyaluran kredit valas akan meningkat seiring dengan kondisi bisnis dan perekonomian yang mulai bergerak kembali.

Juga FFR yang diproyeksikan akan mulai stabil, Bank Mandiri akan terus mengkaji serta memonitor kecukupan likuiditas dari waktu ke waktu serta mengelolanya secara prudent dan optimal.

“Adapun apabila dipandang terdapat kebutuhan likuiditas valas, Bank Mandiri memiliki berbagai macam alternatif untuk melakukan pendanaan baik melalui intensifikasi strategi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK),” jelasnya.

Bank Mandiri juga bisa melakukan pendanaan non-DPK atau wholesale funding melalui transaksi yang sifatnya bilateral dan penerbitan obligasi.

Rudi memastikan dalam mengeksekusi strategi pendanaan tersebut, Bank Mandiri akan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain opsi instrumen yang tersedia, timing yang tepat, serta kondisi pasar.

Baca juga: Pakai Kartu Kredit Menguntungkan Bagi Keluarga Muda, Ini 5 Alasannya!

Sedangkan Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menyatakan kredit valas meningkat 35,7% secara tahunan menjadi Rp 45 triliun per September 2022.

Sedangkan DPK valas BCA mengalami pertumbuhan sebesar 11,4% secara tahunan menjadi Rp 76 triliun.

“Sejalan dengan hal tersebut, transaksi valuta asing BCA tercatat bertumbuh positif seiring dengan pemulihan ekonomi nasional saat ini.

Transaksi valuta asing yang paling banyak dilakukan di BCA adalah transaksi yang berhubungan dengan export import dan remittances,” katanya kepada Kontan.co.id.

Ia menyatakan BCA akan tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang. (Maizal Walfajri/Herlina Kartika Dewi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini