News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saham Perusahaan Chip di Asia Melemah, Terbebani Penguatan Dolar AS

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi saham. Sebagian besar indeks saham Asia melemah, setelah sinyal suram dari produsen chip Micron Technology semalam mengenai kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saham-saham perusahaan chip terpukul pada perdagangan hari ini, Kamis (17/11/2022).

Sebagian besar indeks saham Asia melemah, setelah sinyal suram dari produsen chip Micron Technology semalam mengenai kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah.

Sementara itu, dolar AS rebound setelah penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan pertempuran Federal Reserve AS (The Fed) dengan inflasi kemungkinan belum mereda.

Baca juga: 42 Perusahaan Berencana Terbitkan Saham Baru dengan Total Dana Mencapai Rp39,4 Triliun

Hal itu memicu kekhawatiran mengenai prospek ekonomi, dengan kurva imbal hasil Treasury AS tetap terbalik di perdagangan Tokyo dan menunjukkan bahwa investor bersiap untuk resesi.

"Inflasi kemungkinan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu ... karena di AS, setidaknya, layananlah yang mendorong inflasi, dan itu dapat memiliki persistensi yang lebih besar," kata kepala global ETF dan investasi indeks di BlackRock, Salim Ramji, yang dikutip dari Reuters.

"Dalam ekuitas, strategi volatilitas minimum dapat membantu investor tetap berinvestasi sambil mengurangi risiko," tambah Ramji.

Indeks Hang Seng Hong Kong jatuh 2,1 persen, dengan saham teknologinya tergelincir lebih dari 4 persen. Bursa saham China Daratan juga turun, dengan blue chips turun 1,1 persen.

Indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 1,1 persen, masing-masing dipimpin oleh penurunan saham pemain chip kelas berat.

Semalam, Philadelphia SE Semiconductor Index merosot 4,3 persen setelah Micron mengatakan akan mengurangi pasokan chip memori dan memangkas lebih banyak rencana belanja modalnya.

Indeks Nasdaq yang padat teknologi merosot 1,5 persen, sementara indeks S&P 500 turun 0,8 persen.

Di Eropa, kontrak berjangka DAX Jerman mengisyaratkan kenaikan 0,08 persen pada awal perdagangan, sedangkan kontrak berjangka FTSE Inggris turun 0,25 persen.

Investor menilai kembali prospek kebijakan moneter AS setelah data belanja konsumen bertentangan dengan narasi seminggu terakhir dari data harga konsumen dan produsen yang lebih dingin.

Baca juga: Bursa Saham Asia Rontok Diguncang Ledakan di Polandia dan Penguatan Dolar AS

Retorika dari pejabat The Fed pada Rabu juga tetap hawkish. Anggota Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan masih ada cara untuk menaikkan suku bunga, sementara Presiden The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa penghentian kenaikan suku bunga belum menjadi bagian dari diskusi.

"Komentar Fed, seperti angka pengeluaran yang tangguh, memberikan sedikit bantuan bagi siapa pun yang mencari poros yang akan segera terjadi dengan kehati-hatian menembus pasar sebagai hasilnya," kata seorang ekonom di National Australia Bank, Ted Nugent.

Pasar uang memberikan peluang 93 persen bahwa The Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga setengah poin pada 14 Desember, dengan probabilitas hanya 7 persen dari kenaikan 75 basis poin lainnya. Namun, pedagang masih melihat tingkat terminal mendekati 5 persen pada musim panas mendatang, naik dari tingkat kebijakan saat ini sebesar 3,75 persen sampai 4 persen.

Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, bertambah 0,13 persen menjadi 106,41, stabil setelah penurunan serendah 105,30 pada Selasa (15/11/2022) setelah rilis data indeks harga produsen AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini