Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Negara Singapura menyabet nominasi sebagai pusat aset digital terkemuka di Asia selama tahun 2024, mengalahkan posisi Hong Kong.
Mengutip dari Tec In Asia, kedudukan Singapura sebagai pusat kripto Asia dicapai setelah negara ini menunjukkan langkah konkret dengan menerbitkan 13 lisensi aset kripto kepada operator terkemuka.
Termasuk diantaranya ada exchange seperti OKX dan Upbit, serta pemain global seperti Anchorage, BitGo, dan GSR.
Baca juga: 2025 Jadi Momen Krusial di Industri, Platform Kripto Tambah Fitur Anyar
Jumlah lisensi yang diterbitkan ini jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat lisensi dari dikeluarkan pada tahun sebelumnya, mencerminkan komitmen Singapura dalam mendukung inovasi di sektor ini.
Sementara itu, Hong Kong sejauh ini hanya mengeluarkan tujuh lisensi resmi, termasuk empat platform yang mendapatkan persetujuan dengan beberapa batasan pada 18 Desember, sisanya hanya berstatus izin sementara.
Angela Ang, Penasihat Kebijakan Senior di TRM Labs, menyebut pendekatan regulasi Singapura yang lebih fleksibel membuat negara ini lebih keunggulan dibandingkan Hong Kong.
“Pendekatan ini memberikan keuntungan besar bagi Singapura,” ujar Angela Ang.
Selain regulasi yang fleksibel, ada faktor lain yang mempengaruhi pilihan eksekutif perusahaan aset digital dalam berekspansi dari Hongkong ke Singapura.
Diantaranya karena pendekatan Singapura sangat memperhatikan risiko dan memberikan keamanan yang dibutuhkan investor kripto.
“Lingkungan aset digital Singapura yang mendukung menjadikannya pilihan yang aman dan jangka panjang" untuk pusat regional,” kata Rogers.
Baca juga: Kripto Jadi Peluang Investasi Menguntungkan, Edukasi Aset Digital Terus Digiatkan
Singapura juga unggul karena mendukung inovasi melalui proyek seperti Project Guardian dan Global Layer 1. Proyek ini bertujuan untuk mempercepat komersialisasi tokenisasi aset dengan melibatkan lembaga keuangan global.
Hong Kong sendiri diketahui telah meluncurkan obligasi hijau digital senilai 6 miliar HongKong melalui platform tokenisasi milik HSBC Holdings Plc. Namun, langkah ini nyatanya belum mampu menciptakan antusiasme pasar.
Asia Pimpin Pertumbuhan Pengembang Kripto
Terpisah, dalam laporan terbaru Electric Capital, pengembangan kripto di Asia telah mengalami peningkatan yang substansial, menyumbang 32 persen dari aktivitas pengembang global pada tahun 2024.
Hal ini menandai pergeseran dramatis dari pangsa Asia sebesar 12 persen pada tahun 2015, sementara kontribusi Amerika Utara telah menurun tajam dari 43 persen menjadi 24 persen pada periode yang sama.
Lonjakan minat pengembang ini sejalan dengan tren yang lebih luas di mana ekosistem blockchain yang lebih baru, seperti Solana, Aptos, dan Polygon, menarik lebih banyak pengembang daripada platform mapan seperti Bitcoin dan Ethereum.