TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) melalui anak perusahannya PT Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF) berlokasi di Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (28/11/2022) melakukan ekspor DOC (day old chick) atau anak ayam umur satu hari jenis ayam petelur (layer) ke Singapura.
Dalam acara tersebut, Presiden Direktur PT. CPI Tbk., Tjiu Thomas Effendy dalam sambutannya menuturkan bahwa pada bulan Juli 2022 lalu, CPIN juga telah melakukan ekspor daging ayam beku ke Singapura. Hingga akhir 2022 diharapkan dapat mengirim sebanyak 1.000 ton karkas ke negeri singa tersebut.
“Selain Singapura, sejak 2017, kami juga telah melakukan ekspor ke berbagai Negara, antara lain Timor Leste, Papua Nugini, Jepang, dan Qatar. Produk yang diekspor meliputi daging ayam, DOC Broiler, DOC Layer dan pakan ternak. Sejak awal ekspor hingga semester pertama 2022, ekspor CPIN telah mencapai 500 kontainer dan 1.269.390 ekor ayam umur sehari/day old chicken (DOC)," imbuhnya.
Thomas juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu PT. CPJF dalam seluruh rangkaian proses persiapan ekspor tujuan Singapura.
Thomas juga menjelaskan bahwa proses persiapan ekspor dilalui perjuangan cukup panjang, melwati tahapan Desk Audit dan Onsite Review yang dilaksanakan oleh Singapore Food Agency (SFA) pada 18-21 Juli 2022 lalu.
“Kegiatan persiapan ekspor ini melalui audit ketat oleh pihak SFA, dapat terlaksana berkat dukungan dan kerjasama yang baik dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur dan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya," jelasnya.
Ekspor perdana DOC setara Rp1.454.392.500
Thomas merinci setelah disetujuinya hasil audit, telah menarik minat salah satu perusahaan peternakan ayam petelur Singapura untuk pembelian DOC FS Layer Strain HyLine Brown. Pengiriman perdana ini, sebanyak 85.850 ekor DOC FS layer siap dikirim pada Senin 28 November 2022 dari Bandara Juanda Surabaya tujuan Singapura dengan nilai SGD 127,500.- atau setara dengan Rp. 1.454.392.500,-.
DOC setibanya di Singapura nanti akan menjalani serangkaian uji laboratorium selama kurang lebih 10 (sepuluh) hari untuk menentukan kualitas dan keamanannya. Setelah lolos uji, DOC dapat diterima dan dipelihara untuk dibesarkan di Farm Layer Singapura.
Lebih lanjut Thomas menambahkan bahwa kemampuan Singapura untuk mengembangkan Farm Layer merupakan salah satu inisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan domestik dalam hal ini telur ayam ras sebagai salah satu sumber protein yang dibutuhkan masyarakatnya.
Dalam prosesi pelepasan ekspor, Thomas Effendy sekali lagi menyambut baik langkah pemerintah dalam program percepatan ekspor terutama komoditas perunggasan.
Pihaknya akan terus meningkatkan produktivitas dan daya saing produk dan mengikuti program- program pemerintah dengan baik.
“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Kemenko Perekonomian, Kementan, Kemendag, BAPANAS, Pemda Jawa Timur dan para stakeholder yang telah hadir mendukung acara pelepasan ekspor perdana ke Singapura ini.
“Untuk menunjang proses ekspor ini, kami telah dan akan selalu berbenah diri melakukan berbagai transformasi proses bisnis dan budidaya untuk menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar ekspor. Dengan ekspor ini, ke depan industri perunggasan Indonesia tidak hanya bertumbuh, tetapi juga memiliki daya saing global," pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT CPJF menambahkan, bahwa Singapura membutuhkan telur sebeanyak 2,14 miliar butir atau setara 137,05 ribu ton.
Menurutnya, produksi dalam negeri di Singapura saat ini baru memenuhi 30 persen terhadap kebutuhannya. Ke depan Singapura menargetkan peningkatan produksi nasionalnya secara gradual tiap tahun sampai dengan >50%.
Informasi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan perunggasan Indonesia berpeluang besar untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan Singapura, mengingat sumber data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan mencatat potensi surplus DOC FS Layer Indonesia tahun 2022 sebesar 18,07% dan dapat dialokasikan sekitar 30% terbuka untuk pasar ekspor atau sebanyak 11,07 juta ekor setiap tahun.
Apresiasi dari pemerintah
Prosesi pelepasan yang dilakukan di Area Balai Karantina Pertanian Surabaya ini juga dipimpin oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Direktur Perbibitan Produksi Ternak, drh Agung Suganda, M.Si.
Tamu undangan turut hadir diantaranya Wakil Gubernur Propinsi Jawa Timur, Kepala Badan Karantina Pertanian, Wakil Kepala Satgas Pangan POLRI, Assisten Deputi (Asdep) Pengembangan Agribisnis Peternakan dan perikanan Kemenko Perekonomian, perwakilan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur, beberapa akademisi, asosiasi perunggasan dan awak media.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Agung Suganda dalam sambutannya sangat mengapresiasi PT. CPI Tbk. dapat menangkap peluang pasar ekspor, mampu menghasilkan produk yang bisa diterima dan telah menjadi salah satu pejuang pembuka jalan ekspor perdana produk unggas Indonesia ke Singapura yang dikenal memiliki standar keamanan pangan sangat tinggi.
“Apresiasi dan penghargaan kami sampaikan kepada PT. CPJF yang telah mendapatkan kepercayaan dari Singapura untuk ekspor DOC FS layer. Hal ini menunjukkan bibit niaga ayam ras asal Indonesia mampu bersaing untuk mengisi ceruk pasar ekspor. Prestasi ini tentunya telah melewati proses panjang dimulai dengan tahapan desk audit dan onsite review kesesuaian di lapangan terkait persyaratan dan ketentuan dari Singapura," jelasnya.
Agung juga menyampaikan pemerintah menaruh harapan besar terhadap perusahaan perunggasan untuk berorientasi kepada daya serap pasar dan adaptif terhadap berbagai tantangan industri perunggasan termasuk memanfaatkan peluang ekspor.
Pelepasan ekspor ini menjadi momentum bersama untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing perunggasan nasional. Ke depan makin optimis situasi perekonomian nasional makin membaik, pulih lebih cepat dan menjadi kuat untuk kemakmuran masyarakat.