News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kinerja GOTO

GOTO Kehilangan Hampir 70 Persen Valuasinya Sejak IPO pada April 2022

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saham GOTO turun 7 persen menjadi Rp 141 pada Kamis (1/12/2022), dan terakhir saham GoTo terlihat diperdagangkan mendekati Rp 123, menjadikan nilai valuasi perusahaan sekitar Rp 126 triliun.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raksasa teknologi Indonesia PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah kehilangan 68,5 persen dari nilai valuasi awalnya sebesar Rp 400 triliun atau 28 miliar dolar AS sejak penawaran umum perdana (IPO) pada April 2022.

Melansir dari CNBC, harga saham GoTo telah bergejolak sepanjang tahun ini, dengan saham perusahaan dijual setelah pemegang saham pra-IPO memilih keluar dari penawaran sekunder setelah masa penguncian IPO berakhir pada 30 November.

GoTo Group merupakan perusahaan gabungan antara raksasa ride-hailing Gojek dan perusahaan e-commerce Tokopedia.

Investor awal seperti SoftBank dan Alibaba telah menyetujui periode penguncian selama delapan bulan untuk mendukung harga saham GoTo setelah IPO.

Baca juga: Saham GOTO Makin Jeblok, 11 Hari Perdagangan Merosot, DPR Akan Panggil Direksi Telkom dan Telkomsel?

Pada Oktober, GoTo mengatakan sedang berdiskusi dengan pemegang saham pra-IPO, untuk mengeksplorasi penawaran sekunder terkoordinasi dari saham mereka sebelum lock-up berakhir untuk memfasilitasi penjualan yang teratur melalui pasar yang dinegosiasikan.

Namun, tindakan tersebut tidak berhasil. Pada 30 November, hari terakhir penguncian IPO, GoTo mengatakan para pemegang saham pra-IPO memutuskan untuk tidak melanjutkan penawaran sekunder.

Saham perusahaan turun 7 persen menjadi Rp 141 pada Kamis (1/12/2022), dan terakhir saham GoTo terlihat diperdagangkan mendekati Rp 123, menjadikan nilai valuasi perusahaan sekitar Rp 126 triliun.

Perusahaan teknologi asal Asia Tenggara lainnya juga mengalami penurunan nilai valuasi sejak go public. Pesaing GoTo, Grab telah kehilangan 69 persen dari valuasi awalnya sekitar 40 miliar dolar AS sejak listing di Amerika Serikat pada Desember 2021.

Valuasi perusahaan e-commerce Bukalapak turun sekitar 70 persen dari valuasi awal sebesar 6 miliar dolar AS sejak IPO di Jakarta pada Agustus 2021.

Pada November, GoTo Group melaporkan akumulasi kerugian sembilan bulannya melonjak dari Rp 11,58 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 20,32 triliun, bahkan kerugian kuartal ketiganya menyusut dengan pemotongan biaya.

Raksasa teknologi tersebut juga mengumumkan di bulan yang sama bahwa mereka akan merumahkan 12 persen tenaga kerjanya atau sekitar 3.000 karyawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini