Bahwa Panja menyimpulkan investasi tersebut secara prinsip tidak melanggar aturan bisnis.
Baca juga: Saham GOTO dan ARTO Sentuh ARB, Investor Harus Jual atau Tahan?
Menurut Amin, berdasarkan penjelasan Direksi Telkomsel kepada Panja Investasi Komisi VI, investasi Telkomsel di GOTO dilakukan untuk mendapatkan value jangka panjang.
Yaitu sinergi antara Telkomsel dengan GOTO ke dalam ekosistem digital. Di mana, Telkomsel menilai potensi bisnis perusahaan digital di masa depan sangat cerah.
Selain itu, terkait kerugian yang dialami Telkomsel merupakan Unrealized Loss atau kerugian yang beum terealisasi karena sampai saat ini Telkomsel belum melepas kepemilikan sahamnya di GOTO.
Selain itu, rugi atau tidaknya investasi tersebut juga perlu mencermati nilai manfaat yang didapat Telkomsel dari investasi ke GOTO.
Manfaat tersebut bisa berupa manfaat langsung misalnya dari penggunaan kartu Telkomsel oleh mitra Gojek.
"Artinya ada revenue dari pembelian atau penggunaan paket data Telkomsel oleh mitra serta manfaat jangka panjang berupa terbentuknya ekosistem digital nasional dari kerjasama tersebut, baik mitra Gojek, maupun mitra Tokopedia khususnya pelaku UMKM yang memanfaatkan Tokopedia," pungkas Amin.
Perlu Diusut
Ekonom sekaligus Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengungkapkan, GOTO dinilai hanyalah perusahaan yang kelihatannya besar.
"Isi (GOTO) sebenarnya hampa. Bisnisnya tergantung dari ‘bakar duit’. GOTO tidak pernah mendapat untung selama berdiri 10 hingga 12 tahun yang lalu," ucap Anthony dalam keterangannya kepada Tribunnews, Sabtu (3/12/2022).
"Total akumulasi rugi GOTO per 30 September 2022 sudah mencapai Rp99,3 triliun. Sekarang pasti sudah lebih dari Rp100 triliun," sambungnya.
Anthony juga mempertanyakan langkah penyertaan modal PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) terhadap GOTO.
Terlebih sejumlah kalangan menilai langkah investasi itu janggal, sarat konflik kepentingan, hingga berpotensi merugikan negara.
"Anehnya, Telkomsel yang merupakan bagian dari BUMN kok mau membeli saham GoTo yang jelas-jelas sedang rugi, dan kemungkinan besar tidak akan bisa memperoleh untung. Apakah ada yang paksa beli? Siapa? Perlu diusut," tegas Anthony.