News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mendag: Produksi Beras Nasional Kian Langka Jadi Alasan Impor Beras 500 Ribu Ton

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja mengangkut beras di toko grosir CV Rejekiku di pertokoan Pasar Besar, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (25/11/2022). Panel Harga Badan Pangan Nasional (BAPANAS) mencatat, harga beras nasional masih melanjutkan tren kenaikan. Saat ini harga rata-rata nasional untuk beras premium naik Rp 180 menjadi Rp 12.890 per kikogram dan beras medium naik Rp 110 menjadi Rp 11.250 per kikogram. Sementara itu stok beras pada tingkat grosir di Kota Malang masih cukup aman meski mengalami kenaikan harga. SURYA/PURWANTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan menyatakan, pemerintah akan melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton, lantaran stok beras yang diproduksi oleh Bulog telah menipis.

"Putusan dalam rapat kabinet, diperintahkan kepada Mendag untuk kasih impor beras cadangan di luar negeri 500 ribu ton. Masuknya kapan aja terserah bulog, diperlukan bisa," kata Zulkifli Hasan usai menghadiri acara Harbolnas di Kementerian Perdagangan, Kamis (8/12/2022).

Namun, Zulkifli mengaku tak mengetahui negara-negara yang dijadikan pengimpor beras cadangan pemerintah. Ia justru berdalih hanya Bulog yang mengetahui.

Baca juga: Januari Mulai Panen Raya, Indef Berharap Bulog Tidak Lagi Impor Beras

"Itu Bulog yang tahu, saya enggak tau dari mana belinya," tutur Zulkifli.

Bahkan, kata Zulkifli, pihaknya sempat berencana melakukan pembelian beras nasional untuk mencukupi cadangan beras pemerintah.

Namun, ketersediaan beras kian langka meski adanya peluang produksi beras dalam negeri sebesar 5 sampai 6 juta ton yang sebelumnya telah dipastikan aman oleh Kementerian Pertanian.

"Bukan 600 ribu ton, 7 juta ton. Nah ini yang mau di beli, belum ada barangnya sampe sekarang," tegasnya.

Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan, berdasarkan hasil operasi pasar yang dilakukan Bulog, produksi beras dalam negeri disebut tidak mampu mencukupi cadangan beras pemerintah sebesar 1,2 juta ton.

"Karena barang enggak ada, kita sudah cari dimana-mana, beli dimana-mana, barangnya enggak ada enggak dapet," ucap Zulkifli.

"Stok bulognya tinggal sedikit, kalau tinggal sedikit kan market engga confidence. Bulog nya terganggu, maka harga bisa melonjak lagi," sambungnya.

Baca juga: Mengenal Hanjeli Pangan Pengganti Beras yang Belum Dilirik Petani

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah memberikan tugas kepada Perum Bulog untuk melakukan impor beras sebagai upaya memenuhi pasokan beras dalam negeri pada 2022.

Budi Waseso yang karib disapa Buwas menyampaikan, rencana impor beras adalah penugasan dari negara. Dia justru tak menghendaki rencana tersebut jika pasokan beras sudah dalam kondisi aman.

"Ini hasil keputusan rakortas, yang dapat tugas ini Bulog. Dan hari ini yang kita lakukan perintah negara, bukan maunya Bulog," kata Budi Waseso,dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI bersama Kementan, Bapanas, dan ID Food, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Beda Data Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional dan Bulog Jadi Alasan Rencana Impor Beras 

Dikatakan Buwas, rencana impor beras perlu dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Sebab, impor beras bakal terealisasi jika produksi beras dalam negeri kurang dari target yang sudah ditentukan.

"Jadi seandainya kita ini juga harus impor, tapi kita juga harus memperhitungkan. Bukan semau-maunya kita dapat jatah impor 500.000 ton, kita datangkan 500.000 ton. Kita melihat nanti bagaimana dari produksi dalam negeri. Tetap kita mengutamakan produksi dalam negeri walaupun harganya mahal," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini