Hadapi Tantangan 2023, Swasta Lakukan Kolaborasi dengan UMKM
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ada beragam tantangan yang akan dihadapi di tahun 2023, baik secara global maupun nasional.
Mulai dari perubahan iklim yang berpotensi menyebabkan bencana alam sehingga berpengaruh terhadap tata kelola keuangan khususnya dalam hal pengeluaran.
Jaminan ketersediaan pasokan bahan pangan perlu mendapat perhatian serius.
Baca juga: Ancaman Resesi Global 2023, OJK Ungkap Tantangan yang Harus Diatasi Industri Fintech Lending
“Tapi kita harus optimis akan bisa melewatinya. Sepanjang tahun 2022 sudah banyak hal yang kita lalui dan tidak pernah bayangkan akan terjadi. Mulai pandemi yang belum berkahir, dilanjutkan dengan dampak perang Rusia-Ukraina yang belum tahu kapan berakhir, serta bencana alam dimana-mana. Tapi kita sama-sama bersyukur bisa melewatinya dan sudah mau mencapai penghujung tahun 2022,” ucap Wakil Kepala Divisi Bogasari Erwin Sudharma dalam siaran pers pembukaan KIAT Bogasari Seri-4 yang digelar Rabu (21/12/2022) secara virtual melalui aplikasi Zoom’s Meeting.
KIAT atau Kunci Informasi dan Teknologi adalah program edukasi yang digelar Bogasari secara rutin buat UKM khusus anggota Bogasari Mitra Card (BMC).
Di tahun 2022 ini digelar KIAT Bogasari sebanyak 4 kali dengan beragam topik yang ditujukan untuk menumbuh kembangkan usaha para UKM, di mana pada topik seri terakhir KIAT 2022 ini adalah Tren Kuliner 2023.
Menurut Erwin, akan terus terjadi perubahan gaya hidup dalam hal makanan dan saat ini 76 persen masyarakat cenderung memilih makanan yang lebih sehat. Konsumen makanan berani mengalokasikan uang lebih demi menikmati makanan yang lebih sehat.
“Sekitar 75 persen konsumen itu sekarang lebih back to nature (kembali ke alam). Konsumen tertarik untuk mencari sesuatu yang baru dan tidak hanya makanan yang itu-itu saja. Ini juga menjadi tantangan bagi kita sebagai pelaku usaha di dunia kuliner. Bogasari siap berkolaborasi dengan UKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Kita harus bersama-sama, karena mega tren itu datang di waktu hampir bersamaan dan bertubi-tubi. Kita harus terus bergandengan tangan agar tetap bisa tumbuh Bersama,” ucap Erwin Sudharma.
Hal senada ditegaskan Wahyu H Prasetyo, Senior Manager Merchandising Bibli, sebuah plaform E-Commerce yang memiliki jaringan bisnis kuat dengan para UKM.
Ia menegaskan, dari sisi ketenagakerjaan, UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja dan menghimpun sekitar 60,4% dari total investasi. UMKM dan produk lokalnya tidak hanya harus didampingi dan didigitalkan, namun yang terpenting lagi adalah menjaga keberlanjutannya.
Ia menambahkan, e-commerce menjadi kanal digital yang penting bagi UMKM untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.
Sebanyak 77% UMKM terbantu oleh marketplace dalam memasarkan produknya di masa pandemi Covid 19. Blibli memiliki kurang lebih 22 kategori utama dan 3 teratas untuk transaksinya adalah kategori makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, serta rumah dan dekorasi urutan ke-3.