Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi salah satu poin utama hasil Presidensi G20 Indonesia.
Adapun, Presidensi Indonesia dalam KTT G20 fokus pada tiga sektor prioritas yang menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
“G20 harus mengambil langkah nyata dan segera. Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Solidaritas dan keadilan harus jadi roh arsitektur kesehatan global,” ujar Presiden Joko Widodo dalam sesi kedua KTT G20 yang membahas isu kesehatan di Hotel Apurva Kempinski Bali, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Banyak yang Ragukan Obat Sirup, Industri Farmasi Yakinkan Produknya Aman dari Cemaran EG dan DEG
Presiden juga mendorong agar negara berkembang diberdayakan sebagai bagian dari solusi.
Menurut Presiden, kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan dan negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang juga harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.
“Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas,” kata Presiden.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menegaskan arsitektur kesehatan global diperkuat lagi dengan tiga sub agenda sektor kesehatan pada Presidensi Indonesia di G20, yang sejalan dengan 6 pilar transformasi sektor kesehatan nasional.
Tiga sub agenda tersebut, pertama, membangun ketahanan sistem kesehatan global, kedua, menyelaraskan standar protokol kesehatan global, dan ketiga mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi.
Adapun, fokus 6 pilar transformasi kesehatan nasional adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Baca juga: Holding BUMN Farmasi Indonesia Klaim Pasok 70 Persen Kebutuhan Vaksin Polio di Dunia
Direktur utama Argon Group Krestijanto Pandji menyatakan, perusahaan sebagai distributor produk farmasi dan kesehatan, ikut mendukung transformasi kesehatan nasional, salah satunya dengan memperkuat pilar ke-3, yaitu transformasi sistem ketahanan kesehatan, terutama sektor farmasi dan alat kesehatan.
“Platform kami terdiri dari 33 cabang, 4 kantor perwakilan, 1 pusat distribusi nasional, dan 33 gudang serta lebih dari 800 tenaga penjual dan 2.388 tenaga profesional. Mereka mengelola 6.000 SKU untuk melayani 70.100 pelanggan, yang terdiri dari rumah sakit, klinik dan sarana apotik,” kata Krestijanto, Jumat (30/12/2022).
Dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin sadar akan kesehatan dan kebijakan pemerintah yang mengutamakan produk dalam negeri, masa depan industri farmasi dan alat kesehatan akan sangat menjanjikan.
Sebagai langkah konkret, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 Tahun 2022, Argon Group ikut serta dalam Pameran Bangga Produk Inovasi dan Teknologi Kesehatan Dalam Negeri dalam mendukung Transformasi Sistem Kesehatan pada 3–5 November 2022 di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang, Banten.