News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Outlook 2023

Segara Institute: Ekonomi Indonesia Diproyeksi Cerah di Tahun Politik 

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (30/12/2022). Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai tahun politik 2023 tidak akan mengganggu proses pemulihan ekonomi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai tahun politik 2023 tidak akan mengganggu proses pemulihan ekonomi.

Ada beberapa faktor yakni meredanya pandemi Covid-19 hingga membaiknya dunia bisnis dan industri.

"Tahun politik tidak akan mengganggu proses pemulihan ekonomi seiring semakin meredanya pandemi yang sempat menekan laju pertumbuhan," ucap Piter saat dihubungi Tribun Network, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: Ekonomi 2023 Diprediksi Penuh Tantangan, Ini Saran Para Analis untuk Investor Pasar Modal

Dosen Perbanas Institute ini menegaskan isu krisis global tahun depan juga tidak akan banyak berdampak terhadap perekonomian.

Piter meyakini pemerintah Indonesia sudah menyiapkan struktur ekonomi makro dan kebijakan fiskal yang mampu menjaga stabilitas moneter dan keuangan.

"Memang kondisi global akan berdampak bahkan menahan laju pertumbuhan ekonomi tetap tidak akan signifikan," tuturnya.

Baca juga: Tutup Perdagangan Saham 2022, Wapres Ajak Optimistis Sambut Perekonomian 2023

Adapun, lanjut dia, apabila krisis pangan dan energi kembali menguat imbas dari perang Rusia-Ukraina, Indonesia telah menyiapkan langkah antisipasi.

Piter menjelaskan Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di tanah air masih akan terjaga.

Dia menuturkan ekspektasi inflasi tidak akan mencapai lebih dari 5,4 persen (Year on Year/YoY).

"Pertumbuhan ekonomi memang tidak bisa maksimal karena adanya gejolak global, tetapi Indonesia bukan negara yang bergantung penuh terhadap luar negeri," tukasnya.

Piter memastikan pemulihan ekonomi akan tetap berlanjut dan penyediaan lapangan kerja akan terbuka dengan ekspektasi target investasi terealisasi.

"Pengangguran secara bertahap akan berkurang walaupun ada beberapa perusahaan baik di sektor digital maupun manufaktur yg berorientasi ekspor melakukan rasionalisasi atau PHK," urai dia.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada pada kisaran 5,15 persen hingga 5,65 persen YoY.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menyebut, proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun politik ini didasarkan pada beberapa faktor determinan yang cukup kompleks.

Baca juga: Ekonom Daniel Lacalle: Perekonomian Global Menghadapi Dekade Pertumbuhan yang Lamban

Hariyadi menegaskan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 masih akan penuh ketidakpastian, mulai dari inflasi global, pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga, potensi krisis utang global, serta
adanya potensi stagflasi.

"Kita (pengusaha) memang memandang uncertainty (ketidakpastian) yang masih sangat tinggi. Tapi kami yakin kalau pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5 persen, pasti," ujar dia.

Apindo juga menegaskan bahwa Indonesia tidak akan masuk jurang resesi karena ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif di tengah ancaman global.
Hanya saja, Apindo mencermati bahwa inflasi sudah meningkat dalam tahap yang cukup cepat.

Apabila tidak dikontrol maka akan mempengaruhi daya beli masyarakat, mempengaruhi kapasitas produksi sektor riil sehingga inflasi perlu dikendalikan.

"Permintaan yang terkait dengan lifestyle seperti tekstil, garmen, alas kaki dan furniture atau yang terkait dengan non pangan dropnya sangat besar," ungkapnya.

Ramalan Positif Lembaga Dunia

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa lembaga keuangan dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun politik tidak akan gelap.

Berbagai lembaga dunia itu di antaranya Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (World Bank), Bank Pembangunan Asia (ADB).

Baca juga: DT PP Persis Prediksi Kondisi Perekonomian Indonesia 2023 Masih Diselumuti Ketidakpastian

"Mereka memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita antara 4,7 sampai 5,1 (persen) di tahun depan,” ujar Menko Perekonomian.

Ia menjelaskan proyeksi tersebut didasarkan pada peningkatan penanganan risiko Covid-19 dan percepatan vaksinasi yang relatif baik.
Selain itu, APBN fiskal juga berfungsi sebagai shock absorber, harga-harga komoditas yang tinggi, dan sukses presidensi G20 yang meningkatkan kredibilitas Indonesia di pasar internasional.

“Kemudian yang kedua, tentu kita memperhatikan lingkungan geopolitik global, inflasi global, scarring effect terhadap inflasi, kemudian cuaca ekstrem, dan terkait dengan inflasi,” tambahnya.

Airlangga memperkirakan inflasi dapat terkendali di angka 5,34 sampai 5,5 persen sampai akhir tahun. 

Sebelumnya, inflasi Indonesia tercatat di angka 5,9 persen, 5,72 persen, dan terakhir 5,34 persen.

“Tentu ini yang harus kita perhatikan, dari segi outlook dunia global diperkirakan dari berbagai lembaga global tumbuhnya di 2,2 sampai 2,7 (persen). Jadi Indonesia tumbuhnya mendekati dua kali dari global karena tensi politik, inflasi, suku bunga global, stagflasi masih kelihatan,” imbuhnya.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa stagflasi masih terjadi jika dilihat dari segi global, ungkapnya, sebanyak 90 negara sudah meningkatkan suku bunga dengan inflasi rata-rata mencapai 12 persen.

Baca juga: Ekonom: Fundamental Ekonomi Indonesia Kurang Kuat Hadapi Resesi Ekonomi

“Tentu kita lihat proyeksi kita, berbagai lembaga optimis di 2022. Demikian pula di 2023 yang range-nya antara 4,7 sampai dengan 5,25 (persen) dari berbagai banking dan juga lembaga dunia,” ujarnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini