Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengizinkan negara-negara lain membayar penyelesaian utang untuk pasokan gas dalam mata uang asing.
Penyelesaian utang juga tidak mengubah persyaratan yang disebutkan sebelumnya bagi pembeli asing gas Rusia untuk membayar pasokan gas dalam mata uang rubel.
Melansir dari Reuters, Putin menandatangani keputusan pembayaran gas dalam rubel pada Maret, memaksa pelanggan Eropa untuk membuka rekening bank rubel dengan Gazprombank dan membayar dalam mata uang Rusia jika mereka ingin terus menerima gas dari Moskow.
Baca juga: Ekspor Gas Rusia ke Eropa Dibatasi, Penjualan Gazprom Susut 46 Persen
Pasokan gas kemudian dihentikan ke beberapa perusahaan dan negara, seperti Polandia dan Finlandia, yang menolak membayar dalam rubel.
Rusia memasok sekitar sepertiga dari gas Eropa, dan keputusan untuk memberlakukan pembayaran gas dalam rubel telah mendorong mata uang Rusia, yang jatuh ke posisi terendah setelah invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari, kembali pulih.
Perusahaan dan pemerintah Barat telah menolak langkah tersebut dan memanggapnya sebagai pelanggaran kontrak yang ada, yang menetapkan pembayaran gas dalam euro atau dolar AS.
Baca juga: Pipa Gas Rusia Meledak saat Diperbaiki, 3 Pekerja Meninggal dan 1 Terluka
Perintah pembayaran gas dalam rubel menetapkan mekanisme bagi pembeli untuk mentransfer mata uang asing ke rekening khusus di bank Rusia, yang kemudian akan mengirim rubel kembali ke pembeli asing untuk membayar gas.
Putin mengatakan pada Maret, pembayaran gas dalam rubel dimaksudkan untuk memperkuat kedaulatan Rusia, dan Moskow akan tetap pada kewajibannya pada semua kontrak pengiriman pasokan gas yang ada.