Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyakini kinerja bisnis perseroan sepanjang tahun lalu akan mencapai target hingga tumbuh 11 persen di tengah dinamika makro ekonomi nasional dan global.
Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo mengatakan, akhir tahun 2022 lalu, Bank BTN berhasil menyelesaikan target bisnis dengan baik, di mana hal tersebut menandakan kembalinya masa kejayaan.
Sebab, tahun 2022 akan ditutup dengan raihan kinerja terbaik dalam 10 tahun terakhir.
"Pencapaian itu menunjukkan “that we are back on track”. Kami akan menjaga pencapaian ini agar dapat sustain kedepan dengan terus melakukan evaluasi, perbaikan serta peningkatan layanan sehingga tujuan besar Bank BTN menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia pada Tahun 2025 dapat terwujud," kata Heru dalam Konferensi Pers, Rabu (11/1/2023).
Baca juga: Bank BTN Beberkan Strategi Pemberian Kredit KPR di Tengah Ancaman Resesi 2023
Selain itu, Haru memaparkan, penyaluran kredit perubahan bagi masyarakat Indonesia telah berjalan lancar dengan tingginya jumlah permintaan yang masuk, sehingga rights issue BTN ini mengalami oversubscribed sekitar 1,6 kali.
"Saya mewakili seluruh jajaran Manajemen Bank BTN ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah RI, pemegang saham publik dan stakeholder lainnya yang telah mendukung proses rights issue perseroan sehingga berjalan lancar dan sukses," ujarnya.
"Kelebihan permintaan rights issue Bank BTN merupakan kepercayaan yang besar dari para pemegang saham Bank BTN terhadap kinerja perseroan," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama, Nixon LP Napitupulu menargetkan pertumbuhan kredit di tahun 2023 akan tumbuh sebesar 11 persen.
Nixon mengatakan, pertumbuhan bisnis kredit hingga akhir tahun 2022 lalu mencapai angka 8,5 persen. Jumlah itu ditopang oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi.
Menurut Nixon, berdasarkan sejarah sebelumnya, pertumbuhan bisnis Bank BTN memang kerap kali didorong oleh program Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Bahkan kata dia, segmentasi KPR lebih tinggi oleh kelas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dibandingkan dengan kelas middle up.
"Kami yakin bahwa dengan data-data itu, kita kedepannya masih bisa tumbuh dah melejit sekitar 10 sampai 11 persen. Terutama sekali masih dari KPR, juga dibantu dari kredit- kredit komersial maupun kredit kredit UKM," kata Nixon.
Nixon memaparkan, target tersebut dinilai mampu dicapai seiring kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam menaikkan kuota KPR sebanyak 10 persen.
Sehingga, dia menegaskan di tahun 2023 pertumbuhan kredit Bank BTN bakal naik dari 8,5 persen mencapai 11 persen.
"Dari sisi growth, yang menarik juga adalah kalau kita lihat di tahun 2023 ini pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan kuota 10 persen dari 200 ribu menjadi 220 ribu unit rumah di tahun 2023," tuturnya.
"Kami yakinkan bahwa walaupun situasi 2023 sulit tapi masih bisa tumbuh 10 sampai 11 persen kredit Bank Tabungan Negara," lanjutnya.