News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Analis: Inflasi AS Melandai ke 6,5 Persen Berdampak Positif untuk Investor

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Para pengunjuk rasa menyerang gedung bank saat bentrokan terjadi selama demonstrasi di Paris, pada 18 Oktober 2022 setelah serikat pekerja CGT dan FO menyerukan pemogokan nasional untuk gaji yang lebih tinggi, dan menentang permintaan pemerintah terhadap kilang bahan bakar untuk memaksa beberapa pemogok kembali ke pembukaan depot bahan bakar. - Serikat pekerja di industri lain dan sektor publik juga telah mengumumkan tindakan untuk memprotes dampak ganda dari melonjaknya harga energi dan inflasi keseluruhan pada biaya hidup. (Photo by Bertrand GUAY / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Inflasi Amerika Serikat (AS) secara bulanan tercatat mengalami penurunan dari sebelumnya 0,1 persen menjadi minus 0,1 persen.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, yang terpenting adalah inflasi secara tahunan mengalami penurunan dari sebelumnya 7,1 persen menjadi 6,5 persen.

"Wow banget kan pemirsa, tapi memang kita juga tidak boleh senang dulu, gembira boleh. Sejauh ini kalau kita perhatikan pemirsa, penurunan inflasi memang tidak serta merta akan membuat The Fed berhenti dalam menaikkan tingkat suku bunga," ujar dia melalui risetnya, Jumat (13/1/2023).

Baca juga: Mendagri: Inflasi Nasional Naik 5,51 Persen di Akhir Desember 2022

Tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika diperkirakan akan kembali mengalami kenaikkan, meskipun dengan data inflasi yang keluar hari ini, ada kemungkinan ruang kenaikkan akan berkisar 25 hingga 50 basis poin (bps).

Meskipun, tentunya secara probabilitas kenaikkan tingkat suku bunga sebesar 50 bps masih dianggap perlu dan jauh lebih besar potensinya untuk terjadi.

"Nah, untuk inflasi inti sendiri pun juga mengalami penurunan dari sebelumnya 6 persen menjadi 5,7 persen. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang positif bagi pelaku pasar dan investor, sehingga memberikan angin sorga, setidaknya bagi pergerakan pasar hari ini," kata Nico.

Nico menambahkan, yang membuat inflasi mengalami penurunan, di antaranya adalah harga energi turun sebesar 4,5 persen yang telah disesuaikan.

"Ditambah lagi dengan penurunan harga bensin. Namun, harga gas dan listrik naik lebih tinggi karena adanya musim dingin pada hari raya Natal kemarin," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini