Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) resmi menjalin kemitraan jangka panjang dengan Boeing untuk memproduksi, menguji, dan menerbangkan pesawat lorong tunggal rendah emisi.
"Sejak awal, NASA telah bersama Anda saat Anda terbang. NASA telah berani melangkah lebih jauh, lebih cepat, lebih tinggi. Dan dengan melakukan itu, NASA telah menjadikan penerbangan lebih berkelanjutan dan dapat diandalkan. Itu ada dalam DNA kami," kata Bill Nelson, Administrator NASA dalam sebuah pernyataan, Rabu (18/1/2023).
Dikutip dari CNN, Nelson mengatakan uji coba pertama penerbangan pesawat rendah emisi tersebut akan dilakukan pada 2028 mendatang.
Sebelumnya, NASA pernah mengatakan bahwa pesawat dengan lorong tunggal menjadi penyumbang hampir setengah dari emisi penerbangan di seluruh dunia.
Dia menyatakan, pengembangan teknologi baru untuk menurunkan kadar emisi pesawat sangat diperlukan untuk saat ini.
Hal tersebut juga menjadi fokus utama pemerintahan presiden AS Joe Biden untuk mencapai penerbangan bebas karbon pada 2050.
Boeing memperkirakan bahwa permintaan untuk pesawat satu lorong baru akan meningkat sebanyak 40.000 unit pesawat antara tahun 2035 dan 2050.
Desain pesawat yang akan dirakit oleh NASA dan Boeing diharapkan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi hingga 30 persen dibandingkan dengan pesawat paling efisien saat ini.
Baca juga: Jadi Incaran Maskapai, Pesanan Pesawat Komersial Boeing Melonjak Drastis Sepanjang 2022
"Kami merasa terhormat untuk melanjutkan kemitraan kami dengan NASA dan untuk mendemonstrasikan teknologi yang secara signifikan meningkatkan efisiensi aerodinamis yang menghasilkan pembakaran bahan bakar dan emisi yang jauh lebih rendah," kata Todd Citron, chief technology officer Boeing.
Baca juga: Melihat Hanggar Milik FL Technics di Kaunas Lithuania, Bisa Tampung 4 Pesawat Airbus Hingga Boeing
Kemitraan tersebut juga akan mendapat dukungan dari Funded Space Act Agreement sebesar 425 juta dolar AS. Sementara itu, Boeing dan mitranya akan menyumbang sekitar 725 juta dolar AS untuk pengembangan proyek tersebut.