News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bos BTPN: Kehilangan Nasabah Jadi Risiko Kalau Naikkan Suku Bunga Kredit

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar di acara media gathering di Jakarta, Rabu (25/1/2023). Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk (BTPN) Henoch Munandar mengatakan transimisi kenaikan bunga kredit bergantung dari komposisi dana dari masing-masing bank.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuan beberapa kali hingga mencapai level 5,75 persen.

Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk (BTPN) Henoch Munandar mengatakan, perbankan juga melakukan transmisi, meski setiap bank tentu berbeda-beda jumlah persentase yang ditransmisikan dari kenaikan suku bunga itu ke nasabahnya.

"Karena bank juga harus memperhatikan faktor seperti misalkan kehilangan nasabah ya. Kalau nasabah merasa terlalu mahal, nasabahmya memiliki likuiditas akan melunasi, sehingga pangsa pasar bank tersebut bisa berkurang," ujarnya dalam media gathering di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Baca juga: Aset Bank BTPN Naik, Hampir Rp 200 Triliun Per September 2022 

Hanya saja, yang dirinya lebih fokuskan adalah dampak akibat kenaikan suku bunga ini terhadap kualitas kredit dari nasabah.

"Karena kemampuan membayar nasabah pasti kan akan terpengaruh ya, tapi mudah-mudahan pengaruhnya tidak terlalu besar. Bebannya masih bisa ditangani oleh nasabah," kata Henoch.

Selain itu, dia mengungkapkan, transimisi kenaikan bunga kredit dinilainya juga tergantung dari komposisi dana dari masing-masing bank.

Kalau komposisi dana bank didominasi oleh current account atau saving account alias CASA, mungkin transmisi dananya akan lebih lambat.

"Tetapi kalau bank yang terlalu bergantung pada deposito mungkin transmisi dananya lebih cepat. Mungkin itu patokannya," pungkas Henoch.

Bank Indonesia Kembali Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 persen

Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Januari 2023.

"Rapat Dewan Gubernur Indonesia pada tanggal 18 dan 19 Januari 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen," ucap Perry dalam konferensi pers Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/1/2022).

Baca juga: Bantah Jual Data Nasabah, BTPN Pastikan Data Sepenuhnya Aman

Ia melanjutkan, untuk suku bunga Deposit Facility juga naik 25 basis poin menjadi 5 persen. Dan suku bunga Lending Facility naik 25 basis poin menjadi 6,5 persen.

Lanjut Perry, keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga ini sebagai langkah front loaded, preemptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada paruh pertama tahun 2023.

"Kenaikkan suku bunga yang lebih terukur merupakan langkah lanjutan dalam memastikan terus berlanjutnya menurunkan ekspektasi inflasi ke depan," papar Perry.

"BI meyakini kenaikan 225 basis poin secara akumulasi sejak agustus sejak 2022 menjadi 5,75 untuk memastikan inflasi inti di kisaran 3 plus minus 1 persen pada semester I-2023. Dan inflasi indeks kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen pada semester II-2023," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini