Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Saham grup konglomerat Adani Group terus mengalami penurunan tajam, setelah Hindenburg Research melaporkan kerajaan bisnis milik miliarder Gautam Adani melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi.
Dalam sebuah laporan panjang yang dirilis pada awal pekan ini, Hindenburg merinci berbagai tuduhan terhadap konglomerat raksasa India itu, dengan mengatakan grup tersebut telah “terlibat dalam manipulasi saham yang kurang ajar dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade.”
Adani Group menolak klaim tersebut dalam dua pernyataan terpisah, dengan menggambarkan laporan yang dirilis Hindenburg Research sebagai “usaha yang disengaja dan sembrono oleh entitas asing untuk menyesatkan komunitas investor dan masyarakat umum,” menurut rilis media.
“Kami sedang mengevaluasi ketentuan yang relevan di bawah hukum AS dan India untuk tindakan perbaikan dan hukuman terhadap Hindenburg Research,” kata kepala hukum Adani Group, Jatin Jalundhwala, yang dikutip dari CNBC.
Saham Adani Enterprises yang terdaftar di Mumbai turun lebih dari 9 persen dalam sesi perdagangan India pada hari ini, Jumat (27/1/2023).
Saham perusahaan transmisi tenaga listrik Adani Transmission Ltd turun 19,47 persen, sedangkan saham Adani Green Energy merosot 19,89 persen dan Adani Power jatuh 5 persen.
Harga saham Adani Port juga anjlok 13,8 persen.
Pergerakan tersebut mengikuti kerugian pada perdagangan Rabu (25/1/2023) setelah laporan awal Hindenburg dirilis. Sementara pasar saham India tutup pada perdagangan Kamis (26/1/2023).
Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha Wanaartha Life, Dugaan Rekayasa Laporan Keuangan hingga Permohonan Pailit
Firma riset investasi Hindenburg mengulangi sikap awalnya setelah Adani Group memberikan tanggapan, menekankan bahwa konglomerat tersebut belum menjawab pertanyaan apa pun yang diajukan, menambahkan bahwa setiap tuntutan hukum yang diajukan kepada Hindenburg sangat “tidak pantas”.
“Kalau Adani serius, juga harus mengajukan gugatan di AS tempat kami beroperasi. Kami memiliki daftar panjang dokumen yang akan kami tuntut dalam proses penemuan hukum,” kata firma riset investasi tersebut.
“Kami sepenuhnya mendukung laporan kami dan yakin tindakan hukum apa pun yang diambil terhadap kami tidak akan pantas,” tambahnya.
Baca juga: IPW Bongkar Laporan Keuangan Diduga dari Konsorsium Judi 303 yang Mengalir ke Oknum Polisi
Miliarder dan CEO Pershing Square Capital Management, Bill Ackman, menyatakan dukungannya untuk Hindenburg dalam tweet yang diposting sesaat sebelum pasar India dibuka hari ini.
“Saya menemukan laporan Hindenburg sangat kredibel dan diteliti dengan sangat baik,” tulisnya,
Tuduhan Hindenburg datang ketika Adani Group berupaya melakukan penggalangan dana segar baru ini.
Adani Enterprises akan meluncurkan penawaran saham sekunder publik terbesar di India sebesar 2,5 miliar dolar AS untuk mendanai belanja modal dan melunasi sejumlah utang.
Baca juga: Analis: Saham GOTO Bakal Tertekan Jika Laporan Keuangan Tak Sesuai Harapan
Adani Group pada minggu lalu menetapkan harga dasar untuk penawaran 3.112 rupee per saham, dengan batas harga 3.276 rupee per saham, menurut pengajuan perusahaan.
Sejak menjadi miliarder pada 2008, Adani kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaan mencapai 113 miliar dolar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index. Kekayaan bersihnya turun sekitar 7 miliar dolar AS pada tahun ini.
Agustus tahun lalu, Adani Group berupaya mengakuisisi grup media India NDTV, dengan mengatakan langkah itu “dilakukan tanpa persetujuan apa pun” dari para pendirinya.