Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengakui cadangan beras pemerintah mengalami defisit sejak enam bulan terakhir atau sejak pertengahan 2022.
Hal itu dia sampaikan ketika menjawab pertanyaan Ketua Komisi IV DPR dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Pangan Nasional (Bapannas), Perum Bulog dan PT Rajawali Nusantara/ Holding Pangan, Selasa (31/1/2023).
Mulanya, Arief memaparkan bauran kebijakan pemerintah dalam menangani komoditas pangan di tanah air. Kebijakan itu terangkum dalam peraturan Badan Pangan Nasional terkait harga acuan pembelian dan penjualan.
Kemudian, Peraturan Presiden (Perpres) 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.
Arief mengatakan, harga komoditas beras kali ini diluar dari kalkulasi Bapanas. Pasalnya, harga beras hingga kini masih mahal bahkan kondisi tidak normal.
"Kecuali beras ketua, Beras kami hold dulu walaupun sudah ada hitungannya karena harga hari ini memang harga di luar daripada kalkulasi kita semua. Kami tinggu dulu," kata Arief.
"Kami masih menunggu sampai kondisi benar-benar normal. Hari ini tidak normal karena harga gabah sudah Rp 6.000, harga beras medium premium juga diluar dari kebiasaan," lanjutnya.
Arief menyatakan, harga beras masih mahal ini disebabkan supply dan demand yang tidak seimbang. Dia bahkan mengakui cadangan beras pemerintah menurun sejak 6 bulan terakhir.
Baca juga: Budi Waseso Sebut Cadangan Beras di Gudang Bulog Menipis hingga Ungkap Urgensi Impor
"Nanti saya jabarkan bagaimana kerangka sampel area (KSA), kebutuhan dengan bagaimana produksi," ucap dia.
"Dalam 6 bulan terakhir defisit, ketua," lanjut Arief menjawab pertanyaan Ketua Komisi IV menyoal surplus beras.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mempertanyakan, bahwa cadangan beras pemerintah yang dikabarkan surplus dinilai bohong.
Baca juga: PPKM Darurat, Cadangan Beras Pemerintah di Level Aman 1,4 Juta Ton
"Enggak, saya tanya dulu ini awalnya. Berarti yang katanya surplus itu bohong dong?," Ujar Sudin ditengah RDP dengan Bapanas, Bulog dan PT Rajawali Nusantara.
"Oke, terima kasih, saya paling suka ada pejabat yang jujur dalam menjawab," lanjutnya.