Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedagang beras di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengeluhkan stok beras dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) tidak menyasar masyarakat.
Seorang pedagang beras bernama Suparmin mengungkapkan, pertengahan Januari 2022 Pasar Kebayoran Lama kedatangan suplai beras dari Perum Bulog.
Namun menurutnya, beras tersebut tidak dijual langsung ke masyarakat tapi dijual ke para pedagang.
"Langsung ke toko. Harusnya ke masyarakat dulu. Kalau ke toko, pedagang (jual) kan jadi mahal. Kan kasian, ada masyarakat yang enggak punya duit. Harga lagi naik," kata Suparmin, saat ditemui Jumat (3/2/2023).
Ia menjelaskan, beras dari Perum Bulog kemasan 5 kilogram dijual dengan harga Rp43 Ribu.
"Penjual ada yang jual karungan Rp50 Ribu. Untung Rp7.000. Tapi kan kena ongkos juga ngangkut dari depan parkiran ke toko, kira-kira Rp3.000," tuturnya.
Suparmin mengatakan, kiosnya tidak kedapatan suplai beras dari Bulog tersebut.
Tribunnews.com mengonfirmasi kabar tersebut ke pedagang beras lain. Siman pedagang beras lainnya, membenarkan, ada suplai beras dari Bulog beberapa waktu lalu.
Hal itu, membuat harga beras yang sempat naik menjadi normal kembali. "Harga beras udah normal. Tadinya beras kualitas lumayan naik Rp12 Ribu. Sekarang udah normal Rp10 Ribu," jelasnya.
"Udah normal lagi sekarang. Kan udah datang stok dari Bulog setengah bulan yang lalu," sambung Siman.
Baca juga: Harga Beras Kualitas Biasa di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Naik Jadi Rp10 Ribu Per Liter
Sebelumnya, harga beras di pasar tradisional Kebayoran Lama, Jakarta Selatan naik tinggi.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, di beberapa toko di Pasar Kebayoran Lama, Jumat (3/2/2023). Harga beras dengan kualitas biasa naik menjadi Rp10 ribu.
Satu diantara pedagang beras, Suparmin, mengaku sebelumnya beras kualitas biasa dijual seharga Rp8.500.
Baca juga: Beras Sudah Diimpor Harga di Pasar Tetap Merangkak Naik, Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
"Masih (sebelumnya) sekarung Rp480 ribu. Sekarang Rp575 ribu per karung. Per liter sekarang Rp10 ribu, sebelumnya Rp8.500," kata Suparmin, saat ditemui, Jumat ini.
Suparmin mengaku, harga beras mulai naik sejak bulan Desember 2022.
"Naiknya sedikit-sedikit. Baru mulai tanam dari petaninya. Enggak ada padi. Distributor enggak ada stok," jelasnya.
Ia juga mengatakan, kenaikan harga beras juga berdampak pada pendapatannya. "Ya jadi sepi. Biasanya sehari pasti ada dapat (terjual) satu karung setengah," ungkap Suparmin.
Menurutnya, Pemerintah harus mengimpor beras untuk mengantisipasi kenaikan yang akan semakin tinggi.
"Ya kalau enggak ada stok. Ya harus impor," katanya.
Baca juga: Buwas Blak-blakan Soal Pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana, Fokus Bahas Polemik Beras
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso untuk menjaga stabilitas harga beras.
"Ini masalah penyaluran, soal operasi pasar. Mendag itu stabilisasi, saya pelaksananya, Pak Arief itu, Badan Pangan Nasional itu yang ngitung neracanya nanti kebutuhannya berapa," ujar Dirut Perum Bulog Budi Waseso usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Jokowi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/01/2023), dikutip dari laman Setkab.
Mendag Zulkifli Hasan mendorong Perum Bulog agar segera mempercepat pendistribusian beras dengan stok yang tersedia melalui operasi pasar guna menstabilkan harga komoditas tersebut.
Sementara itu, Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 315 ribu ton sudah siap didistribusikan untuk operasi pasar hingga bulan Maret.
"Pak Presiden perintahkan langsung kepada kami bertiga untuk stabilisasi harga beras, kemudian stok Bulog hari ini ada sekitar 300 ribu ton ini harap segera disalurkan. Kemudian Pasar Induk Cipinang yang hari ini 13 ribu ton harus di-top up sampai 30 ribu ton," tutur Arief.
Budi Waseso menuturkan bahwa stok CBP tersebut berasal dari penyerapan dalam negeri maupun beras impor premium.
Budi menekankan bahwa beras impor premium yang didistribusikan dijual seharga Rp8.300 per kilogram. "Nanti yang kita turunkan ini adalah beras-beras termasuk beras impor yang kualitasnya premium. Tetapi kita tetap menjualnya Rp8.300," ujarnya.