Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas dunia jatuh hampir 3 persen pada akhir pekan ini.
Kejatuhan emas terjadi setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) blockbuster untuk Januari, yang memicu aksi ambil untung pada reli jangka panjang logam mulia.
"Ini menempatkannya jauh dari target 2.000 per ons per dolar AS, yang diincar oleh bulls di ruang angkasa," ujar dia melalui risetnya, Minggu (5/2/2023).
Baca juga: Turun Rp 15.000 Selama Sepekan, Harga Emas Batangan Antam Kini di Level Rp 1.014.000
Menurut Ibrahim, anjloknya emas terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan NFP atau non-farm payrolls untuk bulan Januari yang hampir tiga kali lipat di atas perkiraan.
Kenaikan tersebut memberikan tantangan baru bagi harapan Bank Sentral AS atau The Fed untuk melihat pendinginan pasar tenaga kerja dan upah yang akan turun.
Sebab, total sekira 517.000 pekerjaan ditambahkan bulan lalu dibanding perkiraan 188.000 dan terhadap 223.000 pada bulan Desember.
"Angka NFP yang naik tiga kali lipat, lanjutnya, telah mendatangkan malapetaka pada penguatan emas yang sudah menghadapi tekanan selama dua hari terakhir dari prospek ekonomi The Fed," pungkasnya.