TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aplikasi wirausaha lengkap, Majoo Indonesia berhasil merangkul lebih dari 40 ribu UMKM di lebih dari 600 kota sepanjang 2022.
"Tahun lalu transaksi yang diproses melalui aplikasi majoo oleh para pengusaha tersebut mencapai Rp 2 triliun per bulannya. Pencapaian ini menjadi peningkatan sebesar 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Founder & CEO majoo Indonesia Adi Wahyu Rahadi, Selasa (7/2/2023).
Menariknya, prestasi ini dijelaskannya, diraih majoo di tengah isu resesi dan tidak lepas dari tingginya adopsi digitalisasi oleh para pengusaha.
Baca juga: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Majoo diakuinya membantu pengusaha untuk menjalankan usahanya dengan efisien dan juga memberikan fleksibilitas di dalam segala keterbatasan saat pandemi.
“Pandemi mengakselerasi pengusaha kita untuk melek digitalisasi. Transformasi ekonomi ke industri digital terus mendorong pemanfaatan teknologi yang menggeser pola transaksi dan interaksi masyarakat menjadi lebih berbasis online. Teknologi dan transaksi secara online, seperti penyajian menu makanan, pencatatan order ataupun pembayaran non-cash, bukan hanya terjadi di toko online, tetapi juga di toko offline, restauran maupun penyedia jasa lainnya,” urainya.
Adi mengatakan, memasuki era pasca pandemi ini, majoo memahami dan siap membantu para pengusaha UMKM dari segmen retail, yang saat ini sudah menjadi basis customer majoo. Melalui fitur toko online, para pengusaha bukan hanya bisa melayani pelanggan secara online, namun pelanggan yang datang langsung-pun bisa lebih mudah melakukan pemesanan melalui situs web dan pembayaran secara non-tunai.
Selain itu, tahun ini majoo siap menjawab masalah para pengusaha dalam mengelola penggajian karyawan, dengan menghadirkan fitur payroll, yang memudahkan pengusaha untuk menghitung penggajian, slip gaji, pembayaran gaji yang terintegrasi dengan rekening bank, sekaligus aplikasi untuk karyawan yang multifungsi.
Baca juga: Bangun Ekonomi Berkelanjutan, Erick Thohir Kolaborasikan BUMN dengan UMKM
Fitur payroll, yang akan hadir di tahun ini, diungkap Adi, dapat terlaksana dengan kerja sama dengan Bank BRI, salah satu investor majoo.
“Misi kami membuat UMKM sekaligus pekerja informalnya terdigitalisasi dan semakin inklusif dengan layanan keuangan, sehingga majoo bisa bertumbuh 3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya dengan area jangkauan yang lebih luas,” tutupnya.
Pemerintah Indonesia sendiri mendorong transformasi digitalisasi UMKM, dengan target 30 juta UMKM di penghujung 2023.
Dengan demikian, diharapkan bakal ada 500 ribu UMKM bergabung dengan ekosistem digital setiap bulan. majoo bukan hanya siap untuk turut berperan menyukseskan program pemerintah #UMKMNaikKelas ini, melainkan juga siap untuk mendorong digitalisasi para pekerja informal yang menjadi motor UMKM di Indonesia.
Aplikasi wirausaha ini juga membantu pelaku F&B, retail maupun jasa untuk dapat mengelola usahanya dengan lebih efisien, sekaligus membantu mereka untuk berjualan di berbagai marketplace. majoo, aplikasi ERP untuk UMKM, memiliki fitur yang lengkap, tidak hanya kasir online dan inventory, tetapi juga akunting, toko online dan integrasi marketplace, serta pengelolaan karyawan termasuk pencatatan absensi, pencatatan komisi, hingga penggajian.
Hasil studi majoo menunjukkan, fitur yang lengkap membuat pengusaha bisa mendorong efisiensi bisnis hingga 30 persen.