News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Badai PHK

Badai PHK Belum Usai, Radio Amerika Serikat NPR Pecat 10 Persen Tenaga Kerja

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Organisasi media National Public Radio (NPR), yang bertugas sebagai sindikasi bagi radio penyiaran publik di Amerika Serikat, memberhentikan 10 persen tenaga kerjanya.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Stasiun Radio ternama di Amerika Serikat (AS), National Public Radio (NPR) mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 persen stafnya, setelah memproyeksikan kekurangan anggaran sebesar 30 juta dolar AS.

CEO NPR John Lansing mengumumkan PHK tersebut dalam sebuah memo yang dikirimkan ke karyawan perusahaan pada Rabu (22/2/2023).

NPR menjadi perusahaan media terbaru yang memberhentikan karyawannya karena perlambatan di pasar periklanan terus mengirim gelombang kejutan ke seluruh industri.

Baca juga: Terdampak Kontraksi Pasar Kripto, Polygon Labs PHK 100 Pekerja

“Ketika kami mengatakan kami menghilangkan posisi yang terisi, kami berbicara tentang kolega kami, orang-orang yang keterampilan, semangat, dan bakatnya membantu menjadikan NPR seperti sekarang ini. Ini akan menjadi kerugian besar," tulis Lansing dalam memo tersebut, yang dikutip dari CNN.

PHK di organisasi media yang bertugas sebagai sindikasi bagi radio penyiaran publik di Amerika Serikat itu akan mengakibatkan setidaknya 100 posisi dihilangkan, kata juru bicara NPR.

NPR merupakan rumah bagi program berita populer "Morning Edition" dan “All Things Considered", dan berdiri pada 26 Februari 1970 di Washington, D.C., Amerika Serikat.

Dalam memonya, Lansing mengatakan NPR sedang bergulat dengan "penurunan tajam" pendapatan dari sponsor perusahaan sebagai akibat dari ketidakpastian ekonomi.

NPR telah memangkas pengeluarannya sebesar 14 juta dolar AS, termasuk membekukan sebagian besar perekrutan karyawan, menangguhkan magang berbayar, dan membatasi perjalanan bisnis yang tidak penting, tambah Lansing.

“Dengan sekitar 65 persen dari anggaran kami untuk biaya personel pendukung, kami perlu menghilangkan banyak posisi kosong yang telah dibekukan. Kami juga perlu mengurangi posisi yang terisi sekitar 10%," ujarnya.

Baca juga: Permintaan Anjlok, Ericsson Bakal PHK 1.400 Karyawan di Swedia

Lansing mengatakan kemungkinan keputusan akhir mengenai posisi mana yang akan dihilangkan dari perusahaan akan diumumkan pada tanggal 20 Maret 2023.

Dalam beberapa bulan terakhir, sektor media dan teknologi terpukul karena pengiklan memperketat pengeluaran mereka di tengah ketidakpastian ekonomi.

Di seluruh industri berita, badai PHK menghantam CNN, NBC News, MSNBC, Vox Media, Gannett dan organisasi berita lainnya, menyebabkan terjadinya pemangkasan tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir.

Sedangkan perusahaan yang tidak memberhentikan tenaga kerja telah mengambil langkah tegas untuk mengurangi pengeluarannya.

Baca juga: Prahara PHK Guncang Perusahaan Cloud Twilio, 1.500 Karyawan Kehilangan Pekerjaan

PHK juga menyebar di Silicon Valley dengan perusahaan teknologi melakukan pemangkasan karyawan yang signifikan.

Awal bulan ini, Yahoo mengumumkan akan memangkas 20 persen dari total tenaga kerjanya. Spotify, Google, Meta, Amazon, dan Microsoft juga telah mengumumkan PHK yang mempengaruhi ribuan karyawan.

Raksasa hiburan, seperti Warner Bros. Discovery, Disney dan Paramount Global, juga mengumumkan pemangkasan tenaga kerja mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini