Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencalonkan mantan CEO Mastercard Inc Ajay Banga untuk memimpin Bank Dunia.
Pencalonan Biden atas Banga, seorang tokoh kelahiran India dan sekarang menjadi warga negara AS, diajukan pada Kamis (23/2/2023).
Dikutip dari Reuters, pancalonan Banga akan membuatnya mengemban tugas sebagai pemimpin Bank Dunia yang mengawasi pendanaan miliar dolar AS di tengah upaya untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.
Baca juga: Bank Dunia Meramal Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Jadi yang Terburuk dalam Tiga Dekade
Bank Dunia mengatakan akan memilih presiden baru pada awal Mei untuk menggantikan David Malpass, yang mengumumkan pengunduran dirinya minggu lalu setelah berbulan-bulan menghadapi kontroversi yang dipicu oleh penolakan awalnya untuk mengatakan apakah dia menerima konsensus ilmiah tentang perubahan iklim.
Malpass juga mendapat tekanan dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen agar dia mengadopsi reformasi yang "lebih berani".
"Saya pikir kecepatan pencalonan, kurang dari 48 jam setelah dewan Bank Dunia meluncurkan proses tersebut, mencerminkan keinginan untuk mematahkan semangat setiap penantang dan menyelesaikannya dengan cepat," kata rekan senior di Center for Global Development and mantan pejabat Departemen Keuangan AS, Scott Morris.
Biden menyebut Banga memiliki pengalaman selama puluhan tahun dalam membangun perusahaan global dan kemitraan publik-swasta untuk mendanai langkah dalam menghadapi masalah perubahan iklim dan migrasi. Presiden AS itu juga mengatakan, Banga memiliki rekam jejak yang terbukti dia pernah bekerja dengan para pemimpin global.
"Ajay diperlengkapi secara unik untuk memimpin Bank Dunia pada saat kritis dalam sejarah ini," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Pekerjaan Banga di India dan pasar negara berkembang lainnya, "obsesinya" untuk memperluas inklusi keuangan, dan pengetahuannya yang mendalam tentang teknologi baru dapat membantu menjembatani kesenjangan antara negara kaya dan pasar negara berkembang, kata Luis Alberto Moreno, yang bekerja sama dengan Banga saat menjabat sebagai presiden Bank Pembangunan Inter-Amerika.
Baca juga: Harga Beras di Indonesia Paling Mahal se-ASEAN, Bank Dunia Beberkan Sejumlah Faktor Penyebabnya
"Dia benar-benar bisa menjadi kekuatan untuk perubahan," kata Moreno, mencatat bahwa Banga mendapat kepercayaan dari pasar keuangan.
India diperkirakan mendukung pencalonan Banga, menurut Krishnamurthy Subramanian, mantan penasihat ekonomi utama pemerintah India yang sekarang menjabat sebagai direktur eksekutif India di Dana Moneter Internasional.
"Ini solusi yang elegan," ungkapnya.
Keberagaman
Bank Dunia secara historis dipimpin oleh seorang tokoh dari Amerika Serikat, pemegang saham terbesarnya, sementara tokoh Eropa mengepalai Dana Moneter Internasional (IMF).
Namun, negara berkembang dan pasar negara berkembang telah mendorong untuk memperluas pilihan calon kepala Bank Dunia.
Pencalonan Banga menjadi yang pertama diumumkan, tetapi Bank Dunia akan menerima pencalonan dari negara anggota lain hingga 29 Maret.
Jerman, pemegang saham utama lainnya, pada minggu ini mengatakan posisi itu harus diberikan kepada seorang wanita karena bank tersebut tidak pernah dipimpin oleh wanita.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, mereka tidak tahu apakah negara lain akan mencalonkan kandidat untuk jabatan itu.
Baca juga: Bisnis China Jeblok, Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Beijing Jadi 2,7 Persen
Ketika ditanya tentang keputusan Washington untuk tidak mencalonkan seorang wanita, pejabat itu mengatakan Banga memiliki "keyakinan pribadi dan rekam jejak yang sangat baik dalam mempromosikan keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam pekerjaan yang dia lakukan" dan akan membawa pandangan itu ke Bank Dunia.
Namun kepala Revolving Door Project yang progresif, Jeff Hauser, menuntut Biden mencabut pencalonan pejabat tinggi dari "perusahaan ekuitas swasta internasional" yang sebelumnya hanya bekerja di perusahaan sektor swasta.
"Baik ekuitas swasta, atau MasterCard, atau Citigroup, atau PepsiCo, atau Nestlé, atau Dow tidak mempromosikan kemakmuran bersama. Mereka semua lebih memperburuk ketidaksetaraan daripada melawannya," katanya dalam sebuah pernyataan.
Banga adalah wakil ketua General Atlantic, sebuah perusahaan ekuitas swasta AS yang menurut pejabat administrasi telah menginvestasikan lebih dari 800 juta dolar AS dalam solusi pengisian daya EV, tenaga surya, dan pertanian berkelanjutan.
Dia pensiun pada Desember 2021 setelah 12 tahun memimpin Mastercard, di mana pejabat administrasi mencatat dia membantu 500 juta orang yang tidak memiliki rekening bank agar bergabung dengan ekonomi digital, mencegah PHK 19.000 karyawan bank selama pandemi COVID-19, dan memimpin pekerjaan di bidang iklim, gender dan pertanian berkelanjutan.
Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan Banga membawa "wawasan, energi, dan kegigihan yang luar biasa" dalam perannya sebagai ketua bersama Kemitraan untuk Amerika Tengah, yang telah memobilisasi 4,2 miliar dolar AS dana publik, swasta, dan nirlaba untuk memajukan peluang ekonomi di Amerika Tengah bagian utara.