Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan peringatan akan terjadinya peningkatan indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi yang cukup tinggi pada Maret 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan, hal ini terjadi lantaran bulan Ramadhan akan jatuh pada Maret 2023.
"Tingkat inflasi yang harus diwaspadai dan kecenderungannya akan lebih tinggi. Sebagaimana diketahui kita akan mendekati bulan ramadhan," ucap Pudji dalam konferensi pers BPS di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Baca juga: Harga Pangan Melonjak, Inflasi Inggris Ikut Terdongkrak ke Rekor Tertinggi Mencapai 17,1 Persen
Berdasarkan catatan BPS, tren inflasi yang cukup tinggi terjadi pada sejumlah komoditas di setiap periode Ramadhan.
Seperti di Ramadhan 2022 terjadi inflasi sebesar 0,95 persen secara bulanan (month to month) yang utamanya didorong kenaikan harga komoditas.
Diantaranya seperti minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan telur ayam ras.
Untuk itu, BPS meminta kepada seluruh pihak terkait agar dapat mengendalikan dan meningkatkan pengelolaan distribusi serta harga komoditas.
"Dengan demikian, berdasarkan tren beberapa tahun terakhir ini terlihat bahwa inflasi pada bulan Ramadhan perlu dikelola, dengan mengendalikan harga komoditas yang kemungkinan mendorong inflasi," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, dalam laporannya Pudji juga mengungkapkan bahwa, periode Februari 2023 tercatat inflasi sebesar 0,16 persen secara bulanan.
Baca juga: Pemerintah Dorong Percepat Realisasi APBD Sejak Awal Tahun untuk Dorong Penanganan Inflasi
Namun, jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy) inflasi tercatat sebesar 5,47 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,16.
Menurut Pudji, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 13,69 persen.
Inflasi sektor transportasi memberikan andil 1,63 persen terhadap inflasi umum.
"Tingkat inflasi tahunan pada Februari 2023 adalah sebesar 5,47 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 108,24 (Februari 2022) menjadi 114,16 di Februari 2023," ucap Pudji.
"Dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 13,69 persen dan memberikan andil 1,63 persen terhadap inflasi umum," sambungnya.
Baca juga: Bank of Japan Kewalahan, Inflasi Inti Jepang Sentuh Rekor Tertinggi dalam 41 Tahun
Pudji melanjutkan, penyumbang inflasi Februari 2023 terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakar rumah tangga.
Jika dirinci lebih detail, komoditas tersebut seperti bensin hingga beras.
Ia kembali melanjutkan, dari 90 kota yang dipantau indeks harga konsumen, Kotabaru di Kalimantan Selatan menjadi wilayah dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia yakni sebesar 7,8 persen secara tahunan.
"Berdasarkan komoditas, penyumbang inflasi terbesar Februari 2023 adalah bensin dengan andil 1,07 persen, beras 0,32 persen dan bahan bakar rumah tangga 0,22 persen," papar Pudji.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kalimantan yaitu di Kotabaru sebesar 7,88 persen," pungkasnya.