Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) akan kembali melelang Silicon Valley Bank (SVB) yang mengalami keruntuhan setelah pekan lalu mengalami kegagalan.
Regulator keuangan AS telah menetapkan kegagalan SVB sebagai ancaman potensial terhadap sistem keuangan, memberi FDIC lebih banyak opsi untuk menjual perusahaan seperti memilih untuk melindungi deposan di atas batas asuransi 250.000 dolar AS yang biasa dan menawarkan persyaratan yang lebih baik, menurut Wall Street Journal (WSJ).
Di saat yang bersamaan, regulator tersebut mengonfirmasi penutupan Signature Bank yang berbasis di New York, AS dalam upaya untuk mencegah penyebaran krisis perbankan.
“Kami juga mengumumkan pengecualian risiko sistemik serupa untuk Signature Bank, yang ditutup oleh otoritas pencarteran negara bagiannya,” kata Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dalam pernyataan bersama Minggu (12/3/2023) malam.
Regulator perbankan mengatakan deposan di Signature Bank akan memiliki akses penuh ke deposito mereka, langkah serupa untuk memastikan deposan di Silicon Valley Bank yang gagal akan mendapatkan uang mereka kembali.
“Semua deposan lembaga ini akan dijadikan utuh. Seperti halnya resolusi Silicon Valley Bank, tidak ada kerugian yang ditanggung oleh pembayar pajak,” kata regulator.
Untuk membendung kerugian dan mencegah krisis yang lebih besar, Fed dan Departemen Keuangan AS membuat program darurat untuk mendukung simpanan di Signature Bank dan Silicon Valley Bank menggunakan otoritas pinjaman darurat Fed.
Baca juga: Elon Musk Ungkap Rencana Pembelian Silicon Valley Bank yang Bangkrut
Dana asuransi simpanan FDIC akan digunakan untuk melindungi deposan, banyak di antaranya tidak diasuransikan karena jaminan simpanan sebesar 250.000 dolar AS.
Baca juga: Bank of London Ajukan Tawaran Akuisisi Anak Usaha Silicon Valley Bank di Inggris
“Sementara deposan akan memiliki akses ke uang mereka, ekuitas dan pemegang obligasi di kedua bank sedang dihapus,” kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS.