TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meskipun saat ini telah memasuki masa panen raya padi, pemerintah menyatakan akan kembali mengimpor beras.
Impor beras kali ini cukup besar yaitu sebanyak 500.000 ton.
Impor beras kali ini ditujukan untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Baca juga: Buntut Polemik Harga Beras, Mendag Zulkifli Hasan Pastikan Stop Impor Beras Mulai 16 Februari
Dikutip dari Kompas/com, rencana impor beras tersebut diketahui melalui Surat Penugasan tertanggal 24 Maret 2023 oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang menugaskan Perum Bulog untuk segera mengimpor beras sebanyak 500.000 ton.
Dalam surat itu dituliskan Bapanas menyatakan penugasan impor beras kepada Bulog merupakan hasil rapat Bapanas dengan Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2023 dengan topik Ketersediaan Bahan Pokok dan Persiapan Arus Mudik Idul Fitri 1444 H.
"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500.000 ton pertama dilaksanakan secepatnya," tulis Arief dalam suratnya.
Bapanas juga meminta Bulog untuk tetap mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal membenarkan surat tersebut.
Dia bilang, pihaknya sudah menerima surat penugasan untuk pengadaan beras dari luar negeri.
"Benar, sudah ada penugasan dari Bapanas," kata Iqbal kepada Kompas.com, Senin (27/3/2023).
Saat ini, Stok Cadangan Beras Pemerintah (CPB) memang kian menipis.
"Saat ini CBP 230.000 ton," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Baca juga: Pemerintah Diminta Akhiri Impor Beras saat Masa Panen di Februari
Buwas mengatakan, menipisnya stok cadangan beras pemerintah ini bukan disebabkan karena sulitnya menyerap gabah dari para petani, melainkan seiring dengan disiapkannya program bantuan sosial sebanyak 210.000 ton beras.
"Enggak (sulit penyerapan gabah petani), kan stoknya operasi besar," ujarnya.