Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mencatatkan tingkat rata-rata pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate/CAGR) melonjak dua digit pada periode 2017-2022, jauh melampaui CAGR-nya emiten menara telekomunikasi lainnya.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, dengan pertumbuhan CAGR dua digit mengindikasikan kinerja finansial Mitratel tumbuh secara berkesinambungan, serta menjadi landasan yang kokoh untuk menunjang pertumbuhan bisnis perseroan di masa mendatang.
“Kami terus mendorong monetisasi aset dalam mengakselerasi pertumbuhan berkelanjutan yang didukung oleh menara yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk dari hasil akuisisi. Kami juga berinovasi dalam pengembangan ekosistem bisnis menara, termasuk diantaranya fiber optic yang akan menciptakan model bisnis yang berkesinambungan di era digital. Kami optimistis kinerja ke depan akan lebih baik,” ujar Teddy sapaan Theodorus yang ditulis Selasa (11/4/2023).
Menurutnya, Mitratel juga membukukan CAGR EBITDA sebesar 27 persen, di mana raihan perseroan ini diakui lebih tinggi dari CAGR EBITDA rata-rata industri.
“Pertumbuhan CAGR Mitratel melonjak dua digit lantaran Perseroan berhasil meningkatkan kinerja finansial yang optimal,” kata Teddy.
Baca juga: Punya Menara Telekomunikasi Terbanyak di Asia Tenggara, Mitratel Mendominasi Bisnis Tower
Ia menyebut, Mitratel pada tahun ini telah mencanangkan roadmap pertumbuhan organik dan inorganik dengan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 7 triliun untuk mendukung tranformasi digital.
Ini Langkah Industri Semen Jaga Pertumbuhan Kinerja Tetap Positif Meski Ada Pandemi - Tribunnews.com
Optimalkan Peluang Pertumbuhan Ekonomi, Kinerja Bisnis Wholesale BRI Catatkan Pertumbuhan yang Solid
Optimalkan Peluang Pertumbuhan Ekonomi, Kinerja Bisnis Wholesale BRI Catatkan Pertumbuhan yang Solid
Kemudian, mengembangkan ekosistem bisnis menara dengan menambah jumlah menara telekomunikasi, membangun fiber optik dan infrastruktur pendukung lainnya yang berpotensi ke depan meningkatkan pendapatan dan laba bersih perseroan.
Pada kesempatan berbeda, Robertus Hardy, Senior Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan saham infrastruktur telekomunikasi merupakan saham yang prospektif di tahun ini karena menyongsong masa pemilihan umum pada 2024.
Hal ini diproyeksikan berdampak terhadap lonjakan lalu lintas data.
Selain itu, kinerja emiten infrastruktur telekomunikasi didukung adopsi teknologi 5G yang diharapkan lebih luas, penetrasi fixed broadband, dan persaingan penyedia layanan telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
“Dengan demikian, kami menginisiasi industri ini dengan peringkat overweight dengan MTEL sebagai pilihan utama. Selain neraca yang relatif lebih sehat dengan hanya 33,0% net gearing per Desember 2022 jika dibandingkan TOWR dan TBIG yang masing-masing 309,5% dan 224,3%,” tutur Robertus dalam risetnya.
--