2. Signature Bank
Signature Bank yang berbasis di New York juga ditutup oleh regulator pada Maret silam atau dua hari setelah SVB dinyatakan kolaps. Salah satu bank utama untuk industri kripto ini menambah daftar kegagalan bank besar di AS.
Kejatuhan Signature terjadi setelah terjadinya ketidakstabilan di pasar stablecoin. Mulai dari keruntuhan TerraUSD Mei lalu, regulator telah memperhatikan stablecoin dalam beberapa minggu terakhir.
Stablecoin yang dipatok dolar Binance, BUSD, mengalami arus keluar besar-besaran setelah regulator New York dan Securities and Exchange Commission memberikan tekanan pada penerbitnya, Paxos.
Signature Bank sendiri mulai beroperasi pada tahun 2001, baru mulai berfokus ke industri kripto dalam lima tahun terakhir. Perlahan bank tersebut mulai berkembang pesat dan setelah krisis keuangan 2008 menjadi salah satu bank kesayangan investor karena memberikan layanan dan birokrasi yang tidak rumit dan berkepanjangan.
3. Silvergate Bank
Tak hanya Signature, Silvergate Bank juga mengalami nasib yang sama. Silvergate mengatakan pada Maret lalu bahwa mereka akan menghentikan operasi dan melikuidasi banknya.
Baca juga: Risiko Bisnis Perbankan yang Harus Diantisipasi Investor Pasar Modal
Baik Signature dan Silvergate adalah dua bank utama untuk perusahaan kripto. Sehingga Silvergate ikut jatuh setelah terjadinya ketidakstabilan di pasar stablecoin.
4. First Republic Bank
Daftar bank yang terancam kolaps pascakejatuhan SVB terus bertambah. Terbaru, sebanyak 11 bank sepakat untuk menyetor dana senilai 30 miliar dolar AS ke First Republic Bank untuk menghindarkan bank tersebut dari kebangkrutan.
Kabar itu muncul setelah saham First Republic terpukul oleh ambruknya SVB dan Signature Bank.
Akhir bulan lalu, saham First Republic Bank kembali ditutup anjlok 50 persen imbas kliennya menarik sekira 102 miliar dolar Amerika Serikat (AS) deposito pada kuartal pertama tahun ini.
Jumlah tersebut lebih dari setengah dana pihak ketiga yang dipegang perusahaan pada akhir tahun lalu senilai 176 miliar dolar AS.