News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

The Fed Kerek Naik Suku Bunga Jadi 0,25, Tertinggi Sejak 2007

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen atau 25 basis poin, usai menggelar Rapat Dewan Gubernur Rabu (3/5/2023) kemarin.

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank sentral Amerika The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen atau 25 basis poin, usai menggelar Rapat Dewan Gubernur pada Rabu (3/5/2023).

Kenaikan seperempat poin itu lantas membawa suku bunga acuan dana federal melesat ke level 5 persen - 5,25 persen, tertinggi dalam 16 tahun terakhir tepatnya sejak tahun 2007 silam.

Mengutip dari Reuters, sikap agresif kali ini merupakan respon tegas dari The Fed untuk menekan kerapuhan  kerapuhan yang terus berlanjut di sektor ekonomi.

Kendati kenaikan suku bunga dianggap efektif menekan mundur inflasi AS dari puncaknya, sayangnya usai kebijakan ini terapkan daya konsumsi masyarakat perlahan mulai mengalami pelemahan dan membuat ekonomi AS berjalan lambat dari kuartal sebelumnya.

Efek riak kenaikan suku bunga juga telah membuat simpanan likuiditas sejumlah bank di Amerika terkikis, lantaran permintaan konsumen untuk melakukan pinjaman mengalami penyusutan ditengah meningkatnya aksi rush bank atau penarikan uang secara massal.

 ekanan tersebut kian diperparah dengan membengkaknya utang Amerika yang saat ini telah melonjak tembus ke kisaran 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023.

Kondisi ini yang kemudian membuat beberapa perbankan besar asal Amerika, seperti Silicon Valley Bank, Signature Bank, Silvergate Bank, dan First Republic dinyatakan bangkrut karena terdampak  kenaikan suku bunga The Fed.

Baca juga: Peluang Saham Perbankan Jika Tren Kenaikan Suku Bunga Berakhir

“Ekonomi AS kemungkinan berada pada titik belok karena belanja konsumen telah melemah dalam beberapa bulan terakhir,” kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial.

Meski ekonomi Amerika tengah dihantam sejumlah tekanan, namun gubernur The Fed Jerome Powell optimis ketahanan ekonomi warganya dapat meningkat di tengah kebangkrutan.

Hal ini disampaikan Powel setelah melihat angka lowongan kerja mulai meningkat secara signifikan.

Baca juga: Bursa Saham Asia Naik Tipis di Tengah Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed

Tercatat per Maret lalu, total lowongan kerja yang ada di AS melesat mencapai 9,59 lowongan pada Maret lalu.

Sebagai informasi kenaikan laju suku bunga bukan kali pertama yang dilakukan The Fed, tercatat selama setahun terakhir The Fed telah sepuluh kali memperketat kebijakan suku bunga.

Dimulai dari Maret tahun lalu The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, kemudian di bulan Mei 2022 The Fed memperketat kebijakan dengan membawa suku bunga ke kisaran 50 basis poin.  

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini