Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya mengungkapkan, kinerja ekonomi wilayah Maluku dan Papua memgalami penurunan di kuartal I-2023.
Di mana tercatat hanya sebesar 1,95 persen. Sebelumnya, pada kuartal I-2022 ekonomi Maluku dan Papua sebesar 10,37 persen.
"Kalau kita perhatikan tadi dari pertumbuhan ekonomi secara spasial di Papua sudah disampaikan bahwa di Maluku dan Papua itu tumbuh 1,95 persen, sebelumnya sampai 10,30 persen," ucap Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud dalam paparan pertumbuhan ekonomi nasional, (7/5/2023).
Baca juga: Menteri ESDM Arifin Tasrif Sebut Smelter Freeport di Gresik Rampung 100 Persen pada 2024
Dirinya mengungkapkan, kinerja Freeport Indonesia memiliki andil terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.
Diketahui, aktivitas atau kegiatan pertambangan merupakan salah satu kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi di Papua.
Di mana, PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan pertambangan terbesar di wilayah tersebut.
BPS mencatat, kegiatan pertambangan di Papua, kini tengah mengalami penurunan imbas adanya longsor yang disebabkan curah hujan yang tinggi.
"Provinsi Papua itu menyumbang 53,17 persen terhadap perekonomian di kawasan Maluku dan Papua," papar Edy.
"Ini dampak dari penurunan produksi pertambangan dan penggalian, yang disebabkan tanah longsor di area tambang akibat tingginya curah hujan. Jadi Maluku Papua, Papua itu sumbangan lebih dari separuhnya. Dan yang paling banyak itu adalah pertambangan freeport tentunya," pungkasnya.