Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menyatakan, satu di antara Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tergolong sukses adalah Mass Rapit Transit (MRT).
Deputi Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian yang juga Ketua Tim Pelaksana KPPIP Wahyu Utomo mengungkapkan, ada juga PSN yang tidak sukses, yakni Bandara Kertajati.
"Kalau yang belum sukses itu ada, contohnya Bandara Kertajati. Saya mengangkat itu karena berkaitan langsung dengan (Tol) Cisumdawu," ujarnya dalam media and community gathering bertajuk “Social Space Sewindu PSN” di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (8/5/2023).
Baca juga: Menteri Airlangga: Selama 8 Tahun 156 PSN Sudah Diraampungkan Senilai Rp 1.000 Triliun
Menurut dia, kurang berhasilnya pemanfaatan Bandara Kertajati sebagai PSN karena tidak didukung akses infrastruktur di sekitarnya.
"Kita harus sadari, belajar dari kasus itu, setelah dibangun baru sadar aksesnya kurang, sehingga sekarang kita meningkatkan manfaat Kertajati dengan percepatan Tol Cisumdawu," katanya.
Di sisi lain, kecepatan dalam pembangunan tidak sama dengan bandara karena terkendala masalah pembebasan tanah.
"Pembebasan jalan tol susah, lama... tinggal bagaimana menyelesaikan masalah-masalah itu. Kita mempercepat konektivitas bandara dengan jalan yang harus kita percepat, insha Allah Mei akhir selesai, Cisumdawu selesai," pungkas Wahyu.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan beberapa pembangunan yang sifatnya infrastruktur dalam PSN akan terus berjalan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, contohnya adalah pembangunan jalan yang akan terus berlangsung di era Presiden siapapun.
"Pembangunan jalan kan setiap pemerintah membangun jalan, kita tahu jalan tol pertama adalah Jakarta-Bogor. Nah, siapapun pemerintah melanjutkan jalan tol tersebut," ujarnya.
Baca juga: Indonesia Tawarkan Saudi Airlines Buka Penerbangan Umrah dari Bandara Kertajati
Menurutnya, tidak bisa karena pemerintahan ingin berubah, maka proyek jalan tol misalnya akan langsung diberhentikan.
"Lalu, kita bicara jalan kereta api, itu terus berlanjut. Kita bicara publik infrastruktur, apakah busway, apakah MRT, saya yakin jalan terus siapapun pemerintah karena itu adalah kebutuhan masyarakat, jadi kita lihat kebutuhan publik," katanya.
Lebih lanjut, ketua umum Partai Golkar tersebut menambahkan, sama halnya kawasan ekonomi khusus juga diyakini akan jalan terus.
"Kapan kawasan industri itu dibangun? Itu kan di era tahun 90-an. Apakah berhenti? tidak karena itu kebutuhan daripada sebuah negara dan kebutuhan produktivitas, ujungnya adalah kebutuhan lapangan kerja," pungkasnya.