Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sentimen gagal bayar utang yang belakangan menghantui ekonomi AS, membuat harga minyak dunia terseret turun pada perdagangan Sabtu (20/5/2023).
Mengutip dari Reuters, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni di New York Mercantile Exchange terpantau mengalami pelemahan harga yang tajam.
Dimana minyak WTI anjlok 0,31 dolar AS atau 0,43 persen, menjadi 71,55 dolar AS per barel.
Baca juga: Jepang Hadapi Krisis BBM, Mulai Borong Minyak Mentah Rusia Seharga 70 Dolar Per Barel
Diikuti penurunan pada minyak mentah berjangka Brent di London ICE Futures Exchange yang harganya tergelincir 0,28 dolar AS atau 0,37 persen, menjadi 75,58 dolar AS per barel.
Tren pelemahan harga pada perdagangan minyak mentah terjadi imbas terpengaruh kekhawatiran investor akan ancaman gagal bayar utang yang tengah menghantui perekonomian Amerika.
Meski gagal bayar utang bukanlah akhir dari segalanya, namun ancaman ini apabila tak ditangani dengan baik maka dapat memicu berbagai bencana ekonomi Amerika.
Di antaranya seperti menurunnya peringkat kredit Amerika Serikat menjadi level downgrade. Ancaman gagal bayar utang juga mendorong para pelaku pasar untuk melakukan aksi jual masal surat utang AS (Treasury).
Bila hal ini terus menerus terjadi maka berimbas pada melonjaknya suku bunga, lantaran terpengaruh kenaikkan yield. Sayangnya suku bunga yang tinggi dapat memperlambat ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Lebih lanjut gagal bayar utang Amerika juga berpotensi memicu lonjakan angka pengangguran, dimana 8 juta warga AS akan kehilangan pekerjaan dan membuat ekonomi jatuh ke dalam jurang resesi yang berkepanjangan.
Rangkaian ancaman ini yang kemudian membuat hilangnya kepercayaan investor pada perdagangan minyak dunia
“Harga minyak mentah mengalami minggu yang luar biasa karena prospek ekonomi AS meningkat secara dramatis ketika anggota parlemen tampaknya akan mencapai kesepakatan tentang plafon utang," kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.
Penurunan harga minyak diprediksi akan berlanjut hingga minyak WTI anjlok di bawah harga 70 dolar AS per barel, mengingat hingga kini kongres AS masih menolak semua penawaran apapun dari Partai Republik untuk menaikkan pagu utang.
"Minyak WTI mungkin tertahan dalam kisaran di sekitar level yang lebih rendah, lantaran kongres AS menolak menyelesaikan kesepakatan utang hari ini," tutup Moya.